Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Kearifan Lokal

Kompas.com - 24/09/2010, 03:12 WIB

Jumlah penduduk yang terus bertambah dan perubahan iklim yang gejalanya sudah menampakkan diri menyebabkan pemerintah berupaya lebih bersungguh-sungguh dalam menganekaragamkan pangan.

Meskipun sasarannya adalah menurunkan permintaan terhadap bahan pangan utama sumber karbohidrat, yaitu beras, tetapi penganekaragaman pangan juga didorong untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan lain di luar beras dan sumber karbohidrat. Hasil akhirnya, selain menurunkan konsumsi beras, pangan yang beraneka juga lebih baik bagi kesehatan, pertumbuhan, dan tingkat kecerdasan.

Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Ahmad Suryana mengatakan, promosi penganekaragaman pangan dilakukan melalui berbagai jalur. Selain melalui pendidikan di SD, juga melalui kelompok PKK dan perempuan tani. ”Kami menjangkau kelompok wanita tani di 2.000 desa tahun ini,” ujar Ahmad di kantornya, pekan lalu. Program percontohan dilakukan mulai dari pengolahan hingga memasak dan menyajikan makanan nonberas.

Selain itu, pemanfaatan lahan pekarangan kembali digalakkan untuk aneka tanaman pendamping pangan sumber karbohidrat nonberas. Sasaran lain, pengusaha UKM makanan terutama yang berbahan baku tepung.

Pendekatan kepada kelompok perempuan tani dan PKK dianggap wajar karena masyarakat memberi perempuan peran sebagai penjaga dapur, meramu dan mengolah makanan. Meskipun tidak pernah dinilai secara ekonomi, pekerjaan ini vital bagi kelangsungan hidup keluarga.

Menurut aktivis perempuan, Lies Marcoes-Natsir, pendekatan melalui kelompok PKK dan perempuan tani baik sepanjang tidak dilakukan instruktif satu arah dari atas sehingga mematikan kreativitas anggota.

”Menurut saya baik saja sepanjang tidak dilakukan secara seragam melainkan memberi kebebasan kelompok sasaran membuat program yang relevan dengan situasi dan kebutuhan mereka,” kata Lies, penasihat jender di Asia Foundation.

Dia mengingatkan agar pengalaman masa lalu dengan kelompok PKK dan kelompok perempuan lain tidak terulang. Selain program yang seragam dan terkontrol dari pusat, kelompok perempuan juga menjadi ujung tombak partai berkuasa, yaitu Golkar.

Selain itu, Lies mengingatkan, keberhasilan program diversifikasi pangan tidak dapat hanya dibebankan kepada kelompok perempuan sasaran. Keberhasilan akan ditentukan oleh kebijakan nasional.

”Jangan berharap diversifikasi berhasil kalau, misalnya, impor gandum tidak kena pajak,” tutur Lies. ”Jangan sampai, bila upaya ini nanti tidak berhasil, kelompok perempuan yang disalahkan. Padahal, kebijakan nasionalnya yang tidak mendukung,” paparnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com