Program ini, demikian Ahmad Suryana, juga mendorong masyarakat kembali memanfaatkan kearifan lokal dalam pangan. Pemberian raskin, misalnya, akan diusulkan kepada Bulog untuk sebagian diganti dengan pangan lokal, seperti ubi jalar, ubi kayu, jagung, dan sagu.
Bagi perempuan, menjaga kearifan lokal sebenarnya adalah warisan turun-temurun. Di dapur, perempuan menentukan bertahannya berbagai jenis makanan lokal yang menggunakan beragam bahan lokal.
Banyak bukti menunjukkan, perempuan menjaga dan memelihara berbagai tanaman biji-bijian lokal melalui pekarangan, selain bercocok tanam di lahan pertanian utama.
Peran tradisional perempuan dalam pertanian selama 50 tahun terakhir tergerus di seluruh dunia ketika revolusi hijau menghadirkan teknologi intensifikasi pertanian yang kemudian terbukti tak selalu selaras alam.
Menghidupkan kembali semangat menggunakan kearifan lokal sangat berhubungan dengan kebijakan ekonomi dan politik nasional. Harga yang baik bagi hasil pertanian lokal, misalnya, menjadi insentif ampuh untuk memproduksi.