Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Menggali Kearifan Merapi

Kompas.com - 08/10/2010, 02:27 WIB

Tetapi, katanya, mereka bergaul dengan umat yang lain dalam suasana persaudaraan. Pemuka agama setempat turut dalam keprihatinan yang dialami masyarakat dan berkiprah kesenian serta kebudayaan.

"Masyarakat memiliki semangat persaudaraan, bergaul, dan saling menghargai sebagai bagian kemanusiaan. Teologi harus menjadi ungkapan tanggung jawab iman yang berbasis kemanusiaan," katanya.

Pimpinan padepokan kesenian petani Merapi "Tjipto Boedojo Tutup Ngisor" Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Sitras Anjilin, mengatakan, komunitasnya tidak hanya beranggota orang Islam tetapi juga umat beragama lainnya.

Padepokan yang didirikan pada 1937 oleh almarhum Romo Yososudarmo itu, katanya, menjadi tempat pertemuan antaranggota masyarakat dalam semangat menjunjung nilai kemanusiaan.

"Tempat kami tempat bertemu nilai-nilai kemanusiaan. Orang berolahseni bisa dekat dengan Tuhan dan alam, lebih konsentrasi mendekatkan diri kepada Tuhan. Tradisi menabuh gamelan di tempat kami seminggu sekali sebagai ritual sajian kepada leluhur dan Tuhan," katanya.

Pada kesempatan itu mereka mendapat suguhan tarian kesenian tradisional setempat "Topeng Ireng" dan menyantap sajian nasi yang oleh komunitas setempat disebut sebagai "Nasi Doa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com