Sleman, Kompas -
Ujian kesetaraan dimulai Selasa (2/11) lalu dan berakhir Jumat (5/11). Rabu kemarin diujikan Sosiologi dan Geografi. Sebagian peserta datang bersama anaknya. Misalnya, Tri Indarti (19) mengerjakan soal sambil menggendong anaknya, Fandi (lima bulan). ”Kalau ditinggal di barak ya enggak bisa, kan dia masih kecil,” ujar ibu rumah tangga warga Dusun Tritis, Purwobinangun, ini.
Penilik Pendidikan Informal Dinas Pendidikan Sleman Untung yang mengawasi ujian mengatakan, pihaknya memberi toleransi siswanya membawa anak. Konsentrasi peserta kesetaraan yang mayoritas ibu-ibu ini malah terpecah jika meninggalkan anaknya.
”Kami berharap kelulusan 100 persen terjadi lagi tahun ini. Tampaknya kondisi keterbatasan dan masalah karena erupsi Merapi menjadi kekuatan bagi siswa. Setelah lulus, kami sudah menyiapkan sejumlah program keterampilan bagi mereka,” ucap Untung.
Jiman (26) warga Turgo, Turi, yang juga peserta, mengatakan, ijazah Paket C yang setara SMA ingin sekali diraihnya.