Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Lisan Jadi Bahan Ajar

Kompas.com - 22/11/2010, 03:38 WIB

Sementara itu pada seminar serupa di hari Minggu (21/11), Carmen Padilla dari Program Intangible Cultural Heritage Forum Unesco mengungkapkan, seniman tradisi di Indonesia banyak hidup dalam kemiskinan, sementara perhatian pemerintah terhadap mereka masih sangat minim. Akibatnya, karena seni tradisi tak bisa lagi menghidupi senimannya, proses kepunahan terus terjadi.

Upaya revitalisasi seni tradisi dinilai tak hanya cukup dengan memberikan penghargaan maestro terhadap seniman. Dia mencontohkan, di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin, budaya adalah mata pencarian yang sangat penting.

”Jika masyarakat dapat menghidupi dirinya dari bentuk seni tradisi mereka, maka budaya mendapat posisi penting dalam masyarakat. Seniman harus bisa bertahan untuk membuat seni tradisi tetap lestari. Jika komunitas seniman bisa hidup dari bentuk seni yang mereka pertunjukkan, secara otomatis seni tradisi juga tetap hidup,” kata Padilla.

Menurut Padilla, Unesco sebenarnya cukup memberi perhatian bagi inisiatif masyarakat sipil mendorong komunitas seniman, menjadikan seni tradisi sebagai bagian dari mata pencarian mereka, seperti di Bengal Barat, India. Sementara pemerintah pusat dan daerah di sisi lain kurang bisa diharapkan mendorong seni tradisi sebagai mata pencarian yang layak bagi seniman lokal, seperti kasus di Provinsi Bangka Belitung. (BIL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com