Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan, Egois? No Way!

Kompas.com - 03/12/2010, 14:14 WIB

Beberapa perempuan membeli barang untuk orang lain saat mereka belanja, tidak lain adalah sebagai wujud perhatian mereka pada orang lain, tetapi secara ekstrim ada juga yang bertujuan untuk menghapus rasa bersalah. Lihat saja fenomena yang banyak terjadi pada perempuan yang mempunyai kemandirian ekonomi. Perasaan bersalah karena telah menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia publik membuat mereka kadang-kadang kurang rasional dalam berbelanja, misalnya membelikan mainan untuk anak seharga jutaan rupiah, membelikan barang kebutuhan rumah tangga yang kadang-kadang belum tentu ada gunanya.

Karen Pine dari University of Hertfordshire menemukan bahwa sekitar 79 persen dari 700 perempuan mengatakan mereka pergi berbelanja dan menghabiskan banyak uang hanya karena ingin membahagiakan hatinya. Sebagian perempuan juga menggunakan cara berbelanja untuk mengontrol emosinya, yaitu sebagai upaya untuk membius perasaan negatif yang berkecamuk dalam dirinya dan meredam rasa ketidakpuasannya terhadap kehidupan. Dengan kata lain, ketakutan akan masalah finansial secara bertentangan malah mendorong perempuan untuk berbelanja lebih banyak.

Ada satu Blog Perempuan Bekerja yang isinya mengenai curahan hati para working women berkaitan dengan apa tujuan hidup mereka selama ini. Kebanyakan perempuan mengeluhkan, mengapa mereka harus pandai-pandai membagi waktu untuk pekerjaan, pasangan, anak hingga tidak bisa memikirkan diri sendiri.

“Working mom yang bener itu hebat…. berusaha ngebagi waktu sedemikian rupa, kerjaan beres, anak diperhatiin, rumah rapi dan yang juga penting: suami tetep ngerasa disayang. Berat lho Moms, capek pulang dari kantor, anak minta diperhatiin, suami juga, aduhhhhh cari 10 menit buat bersihiin muka dan pake krim malem aja kok susah yaaa,” demikian keluhan seorang perempuan pekerja di Jakarta.

Ada lagi yang berkomentar, ketika ada pertanyaan mengenai ”Perempuan, apa yang kau cari dengan bekerja?”. Umumnya mereka mengatakan banyak hal, mulai dari ”ibadah, panggilan hati, kepuasan yang tak ternilai, toleransi, kemanuasiaan, sosial, dan lain-lain”. Namun yang menarik di sini ketika ditarik benang merah adalah bahwa untuk menghilangkan ”rasa bersalah” karena telah menjadi ”ibu publik” dan meninggalkan rumah berjam-jam, adalah dengan memperhatikan orang lain, apapun caranya. Bisa saja itu diwujudkan dalam bentuk membelikan barang.

---------------
Artikel ini ditulis berdasarkan analisa hasil riset sindikasi terhadap 1300 responden perempuan di 8 kota besar di Indonesia, SES A-D, Usia 16-50 tahun, yang dilakukan bulan Mei - Juni 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Tulisan 36 dari 100 dalam rangka MarkPlus Conference 2011 “Grow With the Next Marketing” Jakarta, 16 Desember 2010, yang juga didukung oleh Kompas.com dan www.the-marketeers.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com