JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan perlu dimaknai sebagai upaya untuk menginspirasi, memotivasi, dan membangkitkan kegairahan belajar selain meningkatkan kecerdasan intelektual. Untuk itu, semua anak Indonesia harus diyakini mempunyai kemampuan dan potensi yang setara untuk mengembangkan diri sesuai dengan aspirasinya.
Demikian rekomendasi Ken Soetanto, ilmuwan Indonesia di Jepang, yang merupakan satu dari sejumlah ilmuwan bidang pendidikan pada pertemuan puncak Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) di Jakarta, pekan lalu.
"Guru memerlukan kemampuan mendidik yang menekankan pendekatan dari hati ke hati," kata Ken yang mengembangkan konsep pendidikan Soetanto Effect yang diterapkannya selama mengajar di perguruan tinggi di Jepang.
Ilmuwan Indonesia dari dalam dan luar negeri itu meminta pemerintah dan semua pihak terkait supaya segera dan sungguh-sungguh mengerahkan segala daya dan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan guru demi terciptanya sebuah profesi yang bermartabat dan otonom. Profesionalisme guru perlu dikembangkan berdasarkan kompetensi yang didukung oleh pendidikan, pengembangan diri, dan tanggung jawab profesi yang bersifat kolegial.
"Ilmuwan dapat berkontribusi dalam merancang model pendidikan profesional ini," kata Unifah Rosyidi, pengajar di Universitas Negeri Jakarta sekaligus Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Diberitakan sebelumnya, pendidikan di Indonesia mesti dilihat sebagai upaya merancang dan melakukan transformasi masa depan untuk menjawab tantangan yang lebih besar dan kompleks dengan memanfaatkan sumber daya yang ada saat ini. Karena itu, pendidikan harus ditujukan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berani melakukan transformasi sosial selain memiliki kecerdasan akademik, berakhlak, dan terampil.
Pengamat Pendidikan Doni Koesoema mengatakan, ada gejala bahwa bangsa ini lupa pada semangat pendiri bangsanya. Pendidikan di negara seharusnya dilaksanakan untuk perubahan masyarakat yang lebih baik.
"Pendidikan harus bisa membawa transformasi sosial dalam masyarakat. Tetapi kita belum juga sampai ke sana," ujar Doni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.