YOGYAKARTA, KOMPAS -
Hadir dalam peluncuran Penghijuan Area Lereng Merapi (PALM), antara lain, Uskup Agung Semarang Mgr Pujosumarto, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Umahat KH Abdul Muhaimin, putri almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, Alisa Wahid, Bante Pannavaro Sri Mahatera, para aktivis lintas agama, serta relawan.
Meskipun baru diluncurkan Senin (7/2), program penghijauan di lereng Merapi dengan tema ”Menabur Benih, Menumbuhkan Persaudaraan” sudah dimulai sejak Januari lalu. ”Dari target sebanyak 112.500 bibit pohon yang akan ditanam, kini sudah 85.875 bibit yang ditanam,” kata Koordinator Konsorsium PALM KH Abdul Muhaimin, Senin, di sela-sela acara penghijauan di Dusun Pangukrejo, Umbulrejo.
Kegiatan amal dan kemanusiaan itu melibatkan berbagai elemen lintas agama. Di lokasi penanaman terlihat sukarelawan dari Banser PWNU DIY, suster-suster, Fatayat Nahdlatul Ulama, Forum Persaudaraan Umat Beriman, Komunitas Sunda Wiwitan, Pondok Pesantren Al Qodir, Pondok Pesantren Nurul Umahat, berbagai macam paroki, hingga Mitra Tani.
Dalam waktu 15 hari, 112.500 bibit pohon terkumpul dari jaringan yang tergabung dalam Konsorsium PALM. Karena tingkat kepedulian masyarakat yang tinggi untuk menyumbang, Konsorsium PALM menghentikan sementara penerimaan bantuan bibit. ”Untuk sementara, kami terpaksa tak menerima bantuan karena kami takut bibit-bibit pohon terlampau berlebih dan justru nantinya mati. Sekarang kami fokuskan pada penanaman pohon,” kata Muhaimin.
Uskup Agung Semarang Mgr Pujosumarto mengatakan, ”Gunung Merapi telah memuntahkan lahar dan debu vulkanik