JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun siswa kelas 3 SMA/SMK/MA dari sekolah-sekolah berakreditasi A atau sekolah favorit lebih dilirik perguruan tinggi dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, peluang siswa dari sekolah berakreditasi B dan C juga tetap terbuka lebar. Pasalnya, perguruan tinggi negeri juga menerapkan aksesibilitas atau pemerataan untuk sekolah-sekolah di daerah, termasuk kawasan Indonesia timur.
Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (PTN) lewat jalur undangan tersebut memang ditujukan kepada siswa berprestasi tinggi dan secara konsisten menunjukkan prestasinya. Mereka dinilai layak mendapatkan kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa lewat penilaian rapor atau tanpa melalui tes tertulis/keterampilan.
"Kami memang mengutamakan siswa dari sekolah favorit atau unggulan. Apalagi dari pengalaman ITS, prestasi mereka di kampus memang konsisten. Akan tetapi, kami juga memberi jatah bagi siswa yang bagus dari kawasan Indonesia timur," kata Priyo Suprobo, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, yang dihubungi dari Jakarta, Kamis (17/2/2011).
Menurut Priyo, ITS memiliki basis data semua sekolah lanjutan tingkat atas di seluruh Indonesia, termasuk jenis akreditasinya. ITS membuat indeks nilai setiap sekolah, yang dilihat dari nilai ujian nasional (UN) tahun lalu.
Priyo mengatakan, tiap PTN punya kriteria sendiri dalam menerima mahasiswa baru. Di ITS, nilai-nilai mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, dan Bahasa Inggris harus tinggi untuk mendukung proses belajar di kampus nanti.
Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, mengatakan, penentuan siswa yang diterima lewat jalur undangan tidak semata-mata mempertimbangkan dari sekolah favorit. PTN pun memberikan pertimbangan pemerataan kesempatan.
"Kami mengutamakan siswa yang memilih di pilihan pertama. Kami lihat semua prestasinya. Tidak kalah pentingnya, rekam jejak soal sekolah. Ada sekolah favorit yang selama ini kami undang, tapi tidak merespons banyak, ya jatahnya dikurangi. Banyak aspek yang dipertimbangkan untuk menerima siswa lewat jalur undangan ini. Nanti hal itu dibahas secara bersama-sama," kata Rochmat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.