JAKARTA, KOMPAS.com — Penentuan siswa yang diterima lewat jalur undangan dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dinilai tidak semata mempertimbangkan sekolah favorit. PTN menyatakan telah memberikan pertimbangan pemerataan kesempatan.
Untuk jalur undangan SNMPTN 2011, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, misalnya, akan menyasar lulusan-lulusan SMA yang kurang mampu secara ekonomi dari sekitar wilayah Banyumas, Cilacap, dan Purbalingga.
"Unsoed menyiapkan 800 kursi dari seluruh fakultas bagi mahasiswa baru melalui jalur undangan," kata Rektor Unsoed Prof Edy Yuwono.
Jika kuota tersebut tidak terpenuhi dari putra-putra daerah, Unsoed tetap membuka kesempatan bagi siswa-siswa dari daerah lain.
"Terutama daerah perbatasan dengan Jawa Barat seperti Banjar, Tasikmalaya, dan Garut," ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Panitia Lokal SNMPTN Bandung Asep Gana Suganda mengatakan, perguruan tinggi akan bersikap adil dalam seleksi melalui jalur undangan, yakni bukan semata- mata melihat kualitas sekolah, tetapi juga kualitas siswa.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Priyo Suprobo, yang dihubungi dari Jakarta, Kamis (17/2/2011) kemarin, mengatakan, meskipun PTN lebih melirik siswa dari sekolah berakreditasi A yang akan diterima melalui jalur undangan, siswa dari sekolah berakreditasi B dan C tetap mempunyai peluang yang cukup lebar.
"Perguruan tinggi negeri juga menerapkan aksesibilitas atau pemerataan untuk sekolah-sekolah yang ada di daerah, termasuk kawasan Indonesia timur," kata Priyo.
Menurutnya, ITS memiliki semua data dasar sekolah tingkat atas di seluruh Indonesia, termasuk jenis akreditasinya. Lalu, ITS membuat indeks nilai setiap sekolah yang dilihat dari nilai ujian nasional (UN) tahun lalu.
"Untuk jalur undangan jatahnya 20 persen dari kapasitas yang ada," kata Priyo.
Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mengatakan, penentuan siswa yang diterima lewat jalur undangan dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tidak semata-mata mempertimbangkan dari sekolah favorit. PTN pun memberikan pertimbangan pemerataan kesempatan.
"Kami mengutamakan siswa yang memilih di pilihan pertama dan melihat track record sekolah. Jika sekolah favorit yang diundang kurang merespons, jatahnya bisa dikurangi," katanya.
(ELN/LUK/GRE/CHE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.