Saat itu, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh ikut menegaskan, bahwa buku-buku seri Presiden SBY di sekolah-sekolah, yang saat itu ramai disikapi dengan kritis oleh masyarakat, murni diajukan penerbit.
"Kementerian Pendidikan Nasional memberikan kebebasan kepada penerbit untuk mengajukan buku yang hendak dinilai kelayakannya. Penilaian dilakukan oleh tim independen melalui proses evaluasi. Setelah ditetapkan layak, buku ini dapat dimanfaatkan sebagai buku pengayaan di sekolah," kata Nuh saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Jumat (4/2/2011) lalu.
Nuh mengatakan, penerbit umumnya mempertimbangkan sisi substansi dan kelayakan bisnis ketika hendak mengajukan penilaian buku ke Puskurbuk Kemdiknas.
Perlu dibedah
Sejauh mana kriteria penilaian Puskurbuk Kemdiknas dan PPBNP dalam menyeleksi 10 buku tentang seri SBY ini hingga akhirnya bisa lolos dan layak dibagikan ke sekolah-sekolah tingkat SD-SMP di beberapa daerah tadi? Informasi itu memang buntu, karena memang Kementrian Pendidikan Nasional melalui Puskurbuk Kemdiknas dan PPBNP menilai buku ini cocok dan tepat untuk dibagikan ke sekolah. Buku seri tentang SBY dianggap bukan lagi masalah untuk diperdebatkan.
Untuk itulah, Kompas.com merasa perlu membedah buku ini dan membuktikan sendiri, apakah buku ini cocok seperti penilaian Puskurbuk Kemdiknas dan PPBNP. Dikupas mulai dari gaya bahasa hingga pemilihan tema, penilaian terhadap masing-masing buku ini dipaparkan satu-persatu di halaman Edukasi Kompas.com mulai hari ini, Senin (21/3/2011).
Hasilnya? Ikuti saja dan beri penilaian Anda!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.