Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Malaysia Incar Budaya Kerinci!

Kompas.com - 28/03/2011, 00:13 WIB

Langkah berikutnya, mereka akan memulai tahap pendekatan seperti salah satunya memfasilitasi berbagai fasilitas dan keperluan pengembangan kebudayaan masyarakat di negeri tersebut. Contohnya, mereka akan memberikan berbagai macam hadiah dan hibah, mulai dari bantuan bangunan fisik seperti museum, bantuan hibah finansial, pengiriman cendera mata persahabatan kepada kepala daerah bersangkutan.

Lalu berikutnya bisa dipastikan bahwa mereka akan menyusul dengan pemberian atau penobatan gelar kebangsawanan kepada tokoh di negeri tersebut secara langsung oleh Raja yang Dipertuan Agung, bisa juga dari raja-raja di negara bagiannya, bahkan dari pemerintahnya.

Setelah itu, mereka akan mencoba merancang dan merekayasa rangkaian hubungan silsilah kekerabatan sosial, kultural dan historis dengan negeri tersebut dengan Malaysia, berdasarkan berbagai temuan data dan fakta riset yang telah didapatkan para peneliti yang mereka kirim sebelum-sebelumnya.

Mereka kemudian akan memulai tahap akhir yang diawali dengan kampanye tentang rekayasa yang telah mereka susun tersebut kepada publik sehingga asumsi masyarakat bergeser kepada mereka. Sebagai pemungkasnya, mereka akan mengklaim produk budaya negeri bersangkutan yang telah mereka kumpulkan dan teliti tersebut menjadi hak milik negara mereka.

"Kerinci adalah negeri baru yang mereka incar tersebut. Alasannya, Kerinci yang memiliki banyak kebudayaan asli dan masih murni hingga kini tersebut masih terbilang negeri yang masih sangat lugu dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya pemerintah pusat, dibandingkan daerah-daerah pariwisata lainnya," beber Nukman.

Terciumnya jejak sejarah kekerabatan masyarakat Kerinci dengan Malaysia telah dimulai dengan banyaknya warga Kerinci yang jadi perantauan di Malaysia. Hal ini sudah berlangsung dari zaman nenek moyang mereka dulu.

"Karena itulah, langkah pendekatan mereka kini sudah lebih meningkat ke tahap lanjutan, yakni dengan memulai menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada Kerinci. Indikasinya adalah hadiah atau hibah bangunan Museum Kebudayaan Kerinci yang dibangun di Malaka, khusus untuk menampung kebudayaan masyarakat Kerinci. Bupati Kerinci telah diundang Diraja Malaysia untuk meresmikan keberadaan museum tersebut pada April mendatang," ungkap Nukman.

Nanti, tambahnya, keberadaan museum tersebut membuka peluang bagi mereka untuk secara aman menarik atau memindahkan keberadaan sko-sko dari Umah Gdang, rumah adat penyimpanan sko desa-desa di Kerinci, yang sebelumnya sangat tertutup dan dijaga dengan sangat ketat oleh pkaum. Berikutnya, tambahnya, bisa dilihat pada saat momentum ketika pihak pemerintah dan atau Diraja Malaysia akan memberikan cindera mata atau bahkan mungkin akan menganugerahkan gelar kebangsawanan kepada Bupati seperti langkah ketiga, untuk menyanjung sekaligus mengikat Kerinci.

Saat itu juga dipastikan akan mulai dikampanyekan mengenai bagaimana hubungan kedekatan dan kekerabatan Malaysia-Kerinci sehingga pejabat daerah Kerinci merasa sangat tersanjung dan merasa mendapat apresiasi yang selama ini tidak mereka dapatkan dari Pemerintah RI.

"Itulah strategi menuju invasi pengklaiman yang akhirnya akan mereka lakukan. Gelagat itu sudah jelas terbaca. Pasalnya, hal serupa juga sudah sering mereka lakukan tehadap daerah-daerah lain sebagai cara awal pra-pengklaiman terjadi, seperti terhadap Pemerintah Sumbar, Aceh, Sumsel, Riau, dan terakhir Jambi," sebut Nukman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com