Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Enggan Pakai Bahasa Jawa

Kompas.com - 04/04/2011, 23:16 WIB

SOLO, KOMPAS.com--Dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Sumarlam, mengatakan generasi muda Jawa sekarang ini ada kecenderungan enggan berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa terutama dengan orang lebih tua karena takut salah dan dinilai tidak mempunyai tata krama.

"Orang Jawa dalam berkomunikasi tidak segan lagi mencampurkan struktur dan kosakata bahasa tertentu, misalnya struktur dan kosakata bahasa Indonesia atau bahasa asing ke dalam bahasa Jawa," kata Sumarlam yang akan dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Linguistik Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, di Solo, Senin.

Dia mengatakan gejala semacam itu pada tahun 70-an pernah membuat heboh kaum puris yang selalu memandang bahasa Jawa secara preskriptif normatif. Mereka sangat khawatir dan menyatakan bahwa bahsa Jawa akan segera rusak atau bahkan hilang dari peredaraan.

Terkait masalah tersebut, lanjutnya, perlu dicarikan solusi dalam upaya penanganannya, yaitu tingkat tutur bahasa Jawa yang rumit itu perlu disederhanakan sesuai situasi dan kondisi masyarakat sekarang yang sudah berubah sehingga lebih mudah diterapkan dalam komunikasi.

"Dari hasil penelitian dan diskusi dalam berbagai pertemuan ilmiah, disepakati oleh para pakar bahwa tingkat tutur bahasa Jawa kini hanya dikelompokkan menjadi empat saja, yakni bahasa Jawa ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama alus dari 13 jenis tutur bahasa Jawa. Tutur bahasa Jawa dari 13 tingkatan yang diringkas menjadi empat ini diharapkan lebih mudah diajarkan, dipahami, dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.

Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar serta memiliki kepedulian tinggi.

Menurut dia, kurikulum dan silabus mata pelajaran bahasa Jawa perlu ditata kembali sesuai tujuan utama diajarkannya bahasa Jawa di sekolah.

Masyarakat Jawa harus bersikap positif terhadap bahasa Jawa, artinya orang Jawa harus setia dan bangga memiliki bahasa Jawa. Sikap positif ini harus selalu ditanamkan kepada sitiap warga Jawa agar bahasa dan budaya Jawa benar-benar menyatu dan dijiwai setiap orang Jawa.

"Perlu peraturan daerah sebagai payung hukum yang mengatur pemakaian bahasa Jawa secara komprehensif dan sinergis, baik secara formal maupun informal di berbagai ranah pemakaian," katanya.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com