"Modus operandi perekrut di mana saja sama, yakni dengan menyuruh orang ke suatu tempat kemudian didampingi untuk didoktrin dan di-baiat. Namun sebetulnya yang paling mereka inginkan adalah mengeruk harta korban dengan dalih zakat," katanya.
Ia mengatakan, penampilan fisik perekrut anggota jaringan NII sama sekali tidak identik dengan orang yang mengenakan celana di atas mata kaki, menggunakan baju gamis, berpeci atau sorban, dan berjenggot.
Selain itu, kata dia, ada dua kata kunci yang selalu digunakan, yakni "hijrah" dan "zakat". Menurut dia, para perekrut jaringan ini justru akan menyesuaikan dengan penampilan calon korbannya.
"Kalau calon korbannya merupakan perempuan berjilbab, maka yang mengawali adalah wanita menarik berjilbab juga. Setelah itu, nanti ada laki-laki yang memberikan doktrin, dan orangnya biasanya cukup gagah supaya perempuan calon korban tertarik mengikuti paham mereka, demikian sebaliknya. Intinya segala macam cara dilakukan agar dapat menarik pengikut," kata Uki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.