Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melacak Jejak Pengikut Diponegoro

Kompas.com - 02/05/2011, 02:49 WIB

Untuk menyatukan kembali etnis Jaton yang bertebaran itu, diselenggarakanlah Festival Budaya Jawa Tondano yang tahun ini merupakan penyelenggaraan keenam. Pada festival ini dilombakan berbagai budaya, seperti karnaval dan seni hadrah, atau dalam bahasa Jaton disebut rodat. Kegiatan ini diikuti semua warga etnis Jaton yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Menurut Panitia Festival Budaya Jawa Tondano, Mulyono Kyai Demak, selain melestarikan warisan budaya leluhur mereka, festival ini ditujukan untuk menyatukan kembali jalinan persaudaraan sesama Jaton. Tak jarang, banyak warga Jaton yang memiliki persamaan garis keturunan, tetapi tidak saling mengenal. Salah satu tanda kesamaan garis keturunan atau marga adalah nama belakang warga Jaton.

”Nama belakang orang Jaton diambil dari nama nenek moyang kami, yaitu pengikut Pangeran Diponegoro. Penyematan nama marga ini dimaksudkan agar tali persaudaraan antar-Jaton tidak terputus,” kata Mulyono yang merupakan keturunan kelima Kyai Demak, salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang dibuang ke Minahasa.

Menurut Mulyono, tidak tercatat pasti berapa populasi Jaton di Sulut dan Gorontalo. Selain itu, di era modern seperti sekarang ini, secara perlahan banyak warga Jaton yang kurang mengenal bahasa Jawa dengan baik. Pasalnya, bahasa sehari-hari di rumah adalah bahasa Tondano yang tak lain adalah bahasa ibu mereka.

”Etnis Jaton yang masih fasih berbahasa Jawa adalah orang tua dan nenek kami. Anak-anak sekarang bisa dikatakan langka yang bisa berbahasa Jawa karena bahasa sehari-hari adalah bahasa ibu, yaitu Tondano. Hanya saja, masih ada kosakata Jawa yang kami pakai, seperti ngarep (depan), jangan (sayur), atau jero (dalam),” turut Mulyono. (Aris Prasetyo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com