Sah-sah saja mempunyai mimpi menyekolahkan anak secara jauh lebih baik. Namun, satu hal harus diingat, orangtua yang menyiapkan dana pendidikan bagi anak-anak mereka juga harus terus hidup dengan baik dan memiliki cukup dana saat pensiun.
Oleh karena itu, mimpi-mimpi yang sudah disusun tak boleh terlalu di awang-awang, harus realistis juga. Semisal, jika sebelumnya ingin menyekolahkan anak ke sekolah swasta berbiaya kelas satu, target itu bisa diturunkan standarnya menjadi sekolah swasta berbiaya kelas dua.
Instrumen harus tepat
Nah, untuk menyiapkan dana pendidikan, instrumennya harus tepat. Instrumen ini bisa ditentukan setelah kita menghitung lengkap kebutuhan kita, mencakup kapan dana pendidikan itu dibutuhkan, berapa besar biayanya, dan toleransi kita sebagai investor. Beragam instrumen bisa dipilih, antara lain tabungan, reksa dana, atau logam mulia.
Yang paling umum terjadi, orang tua memilih menyiapkan dana pendidikan hanya untuk kebutuhan uang masuk sekolah sejak setahun sebelumnya. Jika kebutuhan itu yang ditetapkan, pilihan instrumen yang tepat adalah tabungan.
Pilihan tersebut berdampak pada jumlah uang yang harus disisihkan per bulan cukup lumayan karena sisa waktu yang tersedia relatif singkat. Namun, keputusan tersebut masih lebih baik dibandingkan kebiasaan buruk sebagian orangtua saat ini, yang tergopoh-gopoh menyiapkan dana pendidikan saat masa pendaftaran sekolah sudah di depan mata.
Bagi yang tidak suka mengambil risiko dalam upaya menyiapkan dana pendidikan anak, tabungan juga menjadi instrumen tepat. Toh, produk tabungan yang ditawarkan berbagai bank sangat beragam, bergantung pada kebutuhan. Ada tabungan konvensional, ada syariah, bahkan ada juga jaminan asuransi saat terjadi sesuatu pada si penabung selama jangka waktu tabungan.
Riza Zulkifli, Senior Vice President Group Head Mass Banking Group Bank Mandiri, mencontohkan produk Tabungan Rencana yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya dana pendidikan. Dengan produk tersebut, pemilik rekening dapat meminta bank untuk memindahkan dananya ke rekening Tabungan Rencana, setiap tanggal tertentu dalam kurun waktu yang ditentukan.
Jangka waktu tabungan jenis ini paling cepat satu tahun, dengan jumlah minimum sebesar Rp 100.009 per bulan. Karena tak dilengkapi fasilitas kartu anjungan tunai mandiri, tak akan ada godaan untuk mengambil dana yang ada di tabungan tersebut sebelum tenor berakhir. Kalaupun terpaksa diambil, si penabung akan terkena denda atau penalti.
Riza mengakui, dari 600.000 rekening Tabungan Rencana dengan dana total Rp 3 triliun yang ada di Bank Mandiri, mayoritas ditujukan sebagai simpanan dana pendidikan. Umumnya, nasabah Tabungan Rencana untuk dana pendidikan ini menabung Rp 300.000-Rp 1 juta per bulan dalam jangka waktu lima tahun.