Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun "Negara Kecil" di Unas

Kompas.com - 10/05/2011, 19:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendidikan kebangsaan yang baik akan menguatkan wawasan kebangsaan yang memengaruhi pembentukan karakter dan jiwa dari suatu bangsa. Ibarat bercocok tanam, pemeliharaan yang baik dan dilakukan secara konsisten akan berdampak pada kesuksesan masa panen.

Kira-kira analogi itulah yang menggambarkan fenomena kebangsaan di Indonesia. Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah dan kaya akan budaya saat ini semakin berubah. Selain menjelma menjadi bangsa yang mudah marah, nilai kekayaan budayanya juga mengalami masa peralihan yang mencemaskan. Sebut saja, itu semua sebagai krisis kebangsaan yang pada akhirnya meninggalkan kecemasan teramat dalam bagi masyarakat dan negara.

"Beberapa tahun lalu bangsa Indonesia terkenal dengan keramahannya. Jika sekarang enggak, ini ada apa sebetulnya," kata Rektor Unversitas Nasional (Unas) El Amry Bermawi Putera kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2011).

Ia mengatakan, media saat ini sangat berperan besar dalam mengampanyekan wawasan kebangsaan dengan menyajikan tayangan berbasis edukasi dan kebudayaan. Pria ramah yang gemar berolahraga juga mengungkapkan kegelisahan dan kecemasannya akan hal itu sebelum akhirnya bertekad mendobrak kejenuhan dalam atmosfer pendidikan di Indonesia.

Amry mengaku, dirinya sangat ingin memberikan porsi lebih pada kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) agar masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Ia bercerita tentang pengalamannya ketika menempuh S-2 di San Diego, Amerika Serikat, yang memberikan porsi sebanyak dua sampai empat SKS untuk kegiatan ekskul dalam semua jumlah SKS.

Amry berkisah, para mahasiswa saat itu diberikan kebebasan penuh memilih kegiatan ekskul yang diminatinya. Berangkat dari pengalaman itu, ia menilai, kegiatan ekskul memberikan berbagai hal positif dan berkembang dengan baik dan berpengaruh terhadap semangat kebangsaan.

"Pendidikan karakter secara spesifik sudah kami pikirkan kurikulumnya, tetapi secara tak langsung kegiatan ekskul juga mengarah ke sana," kata Amry.

Sebagai pemegang otoritas, Amry yang telah lama menggagas konsep ini bekerja sama dengan berbagai pihak mengatakan, kampus ibarat sebuah negara kecil yang terdiri atas banyak faksi dan mempunyai unit kegiatan mahasiswa (UKM) dengan aktivitas tinggi.

"Secara umum kita punya UKM, seperti olahraga, seni, dan hobi lainnya. Saya akan padukan dengan konsep ini," ungkapnya.

Selain menempatkan Unas pada institusi pendidikan yang menganut Tridharma Perguruan Tinggi, langkah dinamis ini juga guna memanfaatkan substansi dari UKM tersebut. Amry akan memberikan bobot 2 sampai 4 SKS pada kegiatan ekskul dalam agenda akademis di Unas.

"Kami akan siapkan infrastruktur pengajar dan tenaga untuk mengevaluasinya dari para praktisi berkompeten dan relevan," ujar Amry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com