Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menembus Hutan Rimba demi Cita-cita

Kompas.com - 08/06/2011, 15:25 WIB

Daya pikir dan menganalisa soal cukup cerdas, tetapi mereka selalu gagal ke jenjang pendidikan lebih jauh karena kesulitan ekonomi keluarga dan kurangnya dukungan orangtua.

Siswa di pedesaan, ke sekolah tidak sarapan, apalagi uang jajan. Di sekolah juga tidak ada kios atau makanan ringan yang dijual seperti sekolah lain. Sekolah ini ada di tengah hutan, antara beberapa desa yang mengapit. Posisi gedung sekolah seperti ini dengan pertimbangan, semua anak usia SD di desa itu bisa menikmati pendidikan dasar.

Rumah tinggal siswa jauh dari sekolah, di desa-desa sekitar Tuamolo atau di ladang-ladang bersama orangtua. Terkadang mereka takut bila berjalan sendirian ke sekolah, terutama anak-anak putri. Sering ada orang mabuk atau pria dewasa yang mengganggu mereka di jalan.

Tetapi, akhir-akhir ini banyak anak SD bolos sekolah. Satu rombongan belajar antara 20-30 siswa, tetapi yang datang secara rutin di kelas antara 5-20 siswa. Masa bolos terbanyak pada musim hujan dan berburu batu mangan.

Siswa kehujanan saat berjalan kaki ke sekolah, buku-buku dan seluruh pakaian basah kuyup termasuk para guru yang tinggal jauh dari sekolah.

“Mereka ikut orangtua mencari batu mangan di hutan. Orangtua bawa mereka dengan alasan hasil jual batu mangan untuk beli seragam, buku tulis, sepatu sekolah atau pakaian ibadah. Anak-anak pun senang dengan janji orangtua itu,” kata Taena.

Terkadang guru harus mencari siswa bersangkutan di rumah. Tetapi sampai di rumah, mereka sedang berada di ladang, gali batu mangan, ikut pesta di desa tetangga, atau membantu orangtua di dapur.

Kondisi ekonomi keluarga seperti ini mendorong anak-anak sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitar. Banyak di antara mereka ikut dalam komplotan pencurian, minum mabuk, dan menjadi anak gelandangan di dalam kota. (KORNELIS KEWA AMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com