Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakuna Matata S i mba . . .

Kompas.com - 19/06/2011, 04:06 WIB

Siapa pun yang pernah menonton film animasi Walt Disney, The Lion King, tak perlu khawatir akan bosan menonton The Lion King, Tha Landmark Musical Event yang dipentaskan sejak 3 Maret 2011 di Marina Bay Sands, Singapura. Lebih dari sekadar menonton drama musikal tentang Simba si Raja Rimba, tontonan itu juga sinyal makin mengglobalnya seni pertunjukan, generik, seragam di berbagai belahan bumi.

”Hakuna matata!” (Jangan khawatir!). Frase bahasa Swahili itu dikenal jutaan orang di berbagai belahan dunia yang menonton animasi The Lion King. Itu karena hakuna matata! menjadi semboyan hidup salah satu karakter dalam film animasi The Lion King, Timon si mamalia gurun Kalihara.

Dalam film animasi yang diproduksi Walt Disney tahun 1994 itu, Timon si meerkat itu memakai frase hakuna matata untuk memperkenalkan sebuah kehidupan hedonis di alam liar Afrika kepada Simba si singa. Bagi Timon, apa pentingnya Simba bersedih memikirkan perseteruan dan intrik politik Pride Rock (kerajaan Musafa, ayah Simba) jika sebuah kehidupan nyaman dan damai bisa didapatkan di belahan lain Afrika. ”Hakuna matata! Jangan pernah khawatir,” ujar Timon mengajari Simba menikmati hidup.

Kini frase hakuna matata! menjadi jaminan kepuasan jutaan penonton animasi The Lion King untuk menonton pertunjukan The Lion King, Tha Landmark Musical Event, yang kini masih berlangsung di Singapura. Ini persis seperti sensasi para pembaca kisah Harry Potter yang penasaran seperti apa imajinasi yang direka bacaan mereka jika divisualkan dalam film. Dan panggung sutradara Julie Taymor memang penuh kejutan.

Rancang sendiri

Julie Taymor merancang sendiri topeng kayu Musafa si raja rimba dan adiknya yang penuh dengki, Scar, juga kostum karakter lainnya. Topeng Musafa dan Scar tidak melekat di wajah pemainnya, tetapi menjadi mahkota mengawang di atas kepala, disangga sebatang tongkat kecil. Ketika Musafa dan Scar saling mencerca dan berhadapan, kedua topeng mahkota itu menjelma menjadi sosok dua singa savana Afrika yang buas.

Boneka dan topeng karakter rancangan Michael Curry tak takut menampilkan sosok aktor peraga bonekanya. Zazu si burung hornbill paruh merah yang menjadi penasihat Musafa, Timon si meerkat, juga Pumbaa si babi hutan Afrika, dan trio hyena Shenzi, Banzai, dan Ed, semua tampil tanpa menyembunyikan sosok pemerannya.

The Lion King, Tha Landmark Musical Event adalah salinan film animasi yang sempurna berkat panggung hidrolik yang terus bergerak menghadirkan berbagai properti panggung sesuai kebutuhan adegan. Mulai dari tebing bebatuan, kolam air tempat Simba berkaca, padang ilalang Pride Rock, sungai deras, semuanya tersaji apik.

Suguhan tata cahaya apik Donald Holder tersaji dalam adegan mimpi Simba berjumpa ayahnya, Musafa, yang ditata apik bersama koreografi Garth Fagan yang detail menggarap suasana setiap adegan.

Lagu-lagu terpenting animasi The Lion King semua tersaji apik, diimbuhi musik pengiring yang digarap Lebo M. The Lion King, Tha Landmark Musical Event adalah pertunjukan waralaba Disney yang tersaji dengan kualitas sama di mana pun ia dipentaskan, berkeliling ditonton 50.000 penonton di seluruh dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com