SURABAYA, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terlibat kasus sertifikat TOEFL palsu akan mendapatkan bantuan bimbingan dan kursus TOEFL. Hal itu dikatakan Pembantu Rektor I Prof Kisyani, Senin (18/7/2011), di Surabaya. Selain mengikuti bimbingan, karena batal diwisuda, mereka juga diwajibkan tetap membayar SPP sebesar rata-rata Rp 510.000.
“Namun empat bulan ke depan kita akan bantu bimbingan dan kursus khusus. Nanti ada kelas khusus di Pusat Bahasa,” terang Kisyani.
Setelah kembali ikut tes dan dinyatakan lulus, mereka akan diwisuda pada periode berikutnya. Mengenai oknum di Pusat Bahasa yang diduga terlibat, Kisyani, mengaku masih menelusurinya.
“Semua masih proses. Secepatnya akan kami sampaikan siapa otak di balik TOEFL "aspal" ini,” katanya
Sementara itu, 151 mahasiswa yang batal wisuda menarik biaya Rp 500.000 yang telah mereka bayarkan.
“Tadi teman-teman menarik uang baju toga. Katanya bisa untuk tambahan biaya hidup,” kata Annisa, mahasiswa Unesa menirukan ucapan temannya yang terlibat jual beli sertifikat TOEFL.
Kasus ini sendiri ramai diperbincangkan ratusan mahasiswa yang gagal wisuda karena TOEFL "aspal" itu. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Unesa Muhammad Shodiqin mendesak kepada Rektorat agar meninjau kembali sistem dikeluarkannya sertifikat TOEFL.
“Tapi kita tetap meminta agar mahasiswa segera dites ulang TOEFL,” katanya.
Diperoleh keterangan, dari 151 mahasiswa yang terlibat TOEFL palsu itu kebanyakan mahasiswa penyetaraan dan PGSD. Unesa memang mewajibkan setiap mahasiswa harus lebih dulu lulus TOEFL sebelum yudisium.
Setiap mahasiswa didaftar TOEFL bersamaan registrasi mahasiswa baru. Mereka cukup membayar Rp 50.000 sebagai peserta TOEFL. Kemudian, saat tes kembali membayar Rp 25.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.