Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Setan, Neraka, dan Koruptor

Kompas.com - 24/07/2011, 03:50 WIB

Pemilihan itu menurut Ikang tidak hanya berdasarkan pada kekagumannya pada sang idola, tetapi tak lepas dari warna suaranya. Ia memang mengalami kelainan epiglottis yang menyebabkan suaranya tak bening atau serak. Jadilah Ikang sebagai Rod Stewart ”Melayu” dengan serak-seraknya itu.

Ganyang koruptor

Begitu juga Slank, band yang muncul pada 1983 atau setelah era AKA dan God Bless. Sebelum mendirikan Slank, Bimbim bergabung dalam Cikini Stone Complex (CSC) yang khusus menyanyikan lagu-lagu Rolling Stones. ”Sejak SMP saya sudah nge-band, dan nyanyi lagu-lagu Rolling Stones. Masanya memang seperti itu. Kalau main musik bisa sama persis dengan band Barat yang ditiru, kita sudah hebat,” ujar Bimbim.

Slank pada awal berdirinya masih membawakan lagu-lagu Barat ketika manggung, tapi porsinya hanya 50 persen. ”Kami nyanyi 50 persen lagu-lagunya Rolling Stones, Bon Jovi, Van Hallen. Sisanya 50 persen nyanyi lagu sendiri,” ujarnya.

Belakangan Slank

merasakan lagu Barat sudah tidak cukup lagi untuk mengekspresikan diri. Pada saat yang sama, Slank punya kebutuhan untuk berekspresi sendiri melalui lagu.

Gue pengen teriak tapi enggak bisa kalau pakai lagu Barat. Akhirnya gue teriak pakai lagu-lagu sendiri. Kita teriak protes pada orangtua. Kita juga mulai bicara soal love, peace, dan youth,” ujar Bimbim.

Slank juga menggunakan musik rock untuk untuk menyuarakan sikap antinarkoba, antikorupsi, serta antiperusakan hutan dan lingkungan. Mereka menyerukan perdamaian, solidaritas sosial, saling menghargai, lingkungan dan alam, serta persaudaraan. Dengan rock, Slank mengutuk para koruptor lewat lagu ”Bobrokisasi borokisme”

Dibagi rata semuanya diam

Rame-rame kita korupsi berjamaah

Bobrokisasi borokisme

Rock tampaknya makin relevan saat ini ketika korupsi makin merajalela. Yeaaach! (BSW/NIT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com