22 Daerah di Jatim Belum Cairkan BOS

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 22 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur belum mencairkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) periode triwulan ketiga (Juli-September).

"Masih ada 22 daerah yang belum mencairkan dana BOS untuk triwulan ketiga," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, M Harun, di Surabaya, Senin (8/8/2011).

Ia menjelaskan daerah yang masih belum mencairkan dana BOS adalah Pamekasan, Sumenep, Sampang, Lumajang, Jember, Situbondo, Pasuruan, Ngawi, Ponorogo, Jombang, Gresik, Mojokerto, Blitar, Pacitan, dan Tuban.

"Untuk Surabaya dan Sidoarjo sudah selesai pencairannya," katanya.

Menurut mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim itu, pencairan dana BOS yang terlambat umumnya karena alasan yang sama yakni masalah administrasi.

"Sekolah mengaku mendapat kesulitan karena harus mendata siswa baru untuk mendapatkan dana BOS. Belum lagi, terdapat sejumlah sekolah yang mengalami pergantian kepala sekolah. Memang kesulitannya adalah butuh waktu untuk lebih hati-hati, karena jika salah sasaran nantinya merugikan," katanya.

Selain itu, katanya, sekolah juga mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA). RKA sendiri merupakan rincian segala pengeluaran maupun pemasukan yang dibutuhkan oleh sekolah.

"RKA itu memuat belanja pengeluaran, belanja sosial, pembayaran guru swasta, alat tulis kantor, dan lain-lain. Semua kabupaten/kota tersebut sudah menjalankan RKA, namun memang kadang ada data yang perlu pembenahan," ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada masing-masing Kabupaten/Kota yang masih belum mencairkan dana BOS untuk secepatnya mencairkannya.

"Tapi, percepatan pencairan dana BOS juga harus diimbangi dengan penganggaran yang akurat dan tepat sasaran serta pertanggungjawabannya," katanya.

Jatim mendapatkan dana alokasi BOS sebesar Rp1,93 triliun. Terhambatnya penyaluran dana BOS mengakibatkan beberapa sekolah harus meminjam dana kepada pihak ketiga atau koperasi sekolah untuk menutupi biaya operasional sekolah.