JAKARTA, KOMPAS.com - Dekan Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara, Johannes AA Rumeser menilai, aksi pengeroyokan kepada para wartawan yang diduga kuat dilakukan oleh sejumlah siswa SMAN 6 Jakarta, Senin (19/9/2011) siang, sesuatu yang memprihatinkan dan merupakan bukti hilangnya nilai kedisiplinan dalam kehidupan masyarakat. Menurutnya, tindakan itu tidak bisa dibiarkan. Jika dilakukan pembiaran, maka dikhawatirkan akan semakin sering terjadi aksi-aksi serupa.
"Itu berarti ada sesuatu yang tidak beres. Apalagi semakin hari kedisiplinan masyarakat sudah semakin parah dan semakin hilang," kata Johannes, saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/9/2011) malam.
Psikolog yang akrab disapa Jo ini menambahkan, secara umum, banyak masyarakat yang semakin tidak mematuhi aturan. Dan aksi-aksi kekerasan pun terjadi di sejumlah daerah. Dalam konteks kekerasan yang dilakukan para pelajar, ia menekankan, tindak kekerasan yang dilakukan secara massal hanya bisa diselesaikan jika ada sosok pemimpin yang berkarakter dan bisa dijadikan contoh oleh para siswa.
"Kejadian seperti ini hanya bisa diatasi jika pemimpinnya kuat dalam melaksanakan hukum. Itu harus ada dan lebih baik, karena jika berlarut-larut saya khawatir nilai-nilai dalam masyarakat bisa hancur," kata Jo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.