Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Lagi Arsitektur Hijau Warisan Masa Lampau

Kompas.com - 02/11/2011, 13:39 WIB

BALI, KOMPAS.com - Dewasa ini konsep green architecture atau disebut arsitektur hijau terus menggema. Konsep ini seolah menjadi tren, padahal nenek moyang kita telah mewariskannya dalam wujud bangunan dan komunitasnya.

Belajar arsitektur hijau warisan masa lampau yang memilih dekat kepada alam, setidaknya menjadi inti perjalanan para arsitek yang tergabung dalam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta pada 27 - 29 Oktober 2011 lalu.

"Arsitektur hijau bukanlah suatu hal yang baru. Masyarakat di masa lampau telah melakukan pemikiran dan pemanfaatan serta bersahabat dengan lingkungan," kata ketua IAI Jakarta, Her Pramtama, Sabtu (29/10/2011) lalu, di Bali.

Perjalanan arsitektur kali ini, kata Pramtama, bertujuan untuk menggali atau napak tilas kembali arsitektur lampau yang prinsip-prinsip dasarnya disesuaikan dengan alam.

"Selama ini, banyak arsitek terpengaruh arus informasi perkembangan arsitektur kontemporer dan modern sehingga mempengaruhi gaya rancang seperti di luar," katanya.

Kuatnya pengaruh gaya arsitektur luar, lanjut Pramtama, berpengaruh besar pada rancangan para arsitek sehingga kerap mengabaikan semangat lokalitas.

"Bali, contohnya. Kini, arsitektur di sini terancam karena perkembangan properti dengan gaya arsitektur yang meminggirkan semangat lokalitas," tegasnya.

Kearifan lokal

Berdasarkan prinsip-prinsip kearifan lokal, perjalanan AIA kali ini bertujuan untuk memberikan pengalaman secara langsung kepada para arsitek dan pengembang, penyuplai material dan pengguna bangunan tentang arsitektur hijau. Beberapa obyek yang dikunjungi menerapkan pemanfaatan bambu, tanah liat, kayu, dan sumber daya alam dengan dasar kearifan lokal lingkungan tersebut.

Seperti yang dijumpai di Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli, yang merupakan salah satu desa adat di Bali, bangunan berarsitektur tradisional dengan material tiang dari kayu dan atap khas sirap bambu masih tetap dipertahankan. Penggunaan bambu menjadi dominan karena 40 persen luas desa di kawasan ini merupakan hutan bambu.

Pemakaian bambu juga diatur sedemikian rupa oleh adat agar tetap menjaga ekosistem desa. Dari sisi ekologis, hutan bambu berfungsi menahan erosi pada lahan desa yang miring. Kiranya, inilah kearifan lokal yang mestinya terjaga dan mengilhami para arsitek Indonesia ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM yang 15 Tahun Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM yang 15 Tahun Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau