Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel Transit, Menginap di Dalam Bandara

Kompas.com - 07/11/2011, 17:29 WIB
Valentine Widi Virdhani

Penulis

KOMPAS.com - Sebenarnya Anda tak perlu susah payah tidur di kursi plastik bandara yang keras dan tidak nyaman selama berjam-jam untuk menunggu penerbangan berikutnya. Hotel transit dapat menjadi pilihan Anda dalam mentoleransi penerbangan saat Anda transit.

Ini ibarat kunjungan singkat di hotel yang biasanya terletak dekat petugas bandara atau dekat dengan terminal. Penumpang dapat berjalan dari pesawat dan check-in langsung ke sebuah ruangan untuk menyegarkan diri di antara beberapa penerbangan yang panjang.

Untuk di beberapa negara, visa tidak diperlukan untuk menginap di hotel transit. Tarif di hotel transit berbeda-beda pada masing-masing negara, tetapi biasanya lebih murah dari hotel biasa.

Umumnya, persyaratan minimum untuk tinggal rata-rata sekitar 6 jam. Fasilitas standar meliputi tempat tidur, meja, toilet, kamar mandi, dan akses internet. Ada pula hotel transit yang menyediakan fasilitas gym dan spa.

Karena bisnis hotel transit tergantung pada seberapa banyak penumpang yang melakukan transit, hotel transit cukup sibuk terutama di Asia. Salah satu hotel transit yang paling populer adalah yang berada di Bandara Changi Singapura. Bandara ini merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia dan sebagai hub untuk penerbangan ke dan dari Asia.

Bandara Schiphol Amsterdam juga salah satu bandara tersibuk di Eropa. Di bandara ini terdapat hotel transit bernama Yotel. Anda tidak akan menemukan hotel transit di Melbourne Tullamarine Airport atau Bandara Sydney, Australia. Karena kedua bandara tersebut bukanlah berfungsi sebagai hub.

“Anda tidak harus memberi fasilitas yang banyak bagi orang, karena mereka tinggal dalam waktu sangat singkat, tetapi sulit untuk memprediksi arus orang. Sebagai contoh, jika ada penutupan utama di bandara, akan sulit untuk merencanakan berapa banyak makanan untuk dipersiapkan dan berapa banyak staf yang harus dikerahkan,” kata Nigel Summers, direktur sebuah firma konsultan di bidang perhotelan.

Ia menuturkan keberhasilan hotel transit juga tergantung pada efisiensi bandara, semakin efisien suatu bandara maka hotel transit menjadi kurang cocok berada di bandara tersebut.

“Jika mudah untuk menghapus kebiasaan, katakanlah di Hong Kong, orang mungkin cenderung tinggal di dalam bandara untuk singgah mereka. Tetapi itu akan lebih sulit, di suatu tempat seperti New Delhi, orang lebih cenderung untuk menemukan akomodasi di bandara.”

Hotel transit cocok untuk penumpang yang terjebak di bandara dan diharuskan menunggu penerbangan berikutnya untuk transit. Anda mungkin perlu menunggu hingga 10 jam di bandara sebelum penerbangan berikutnya Anda sudah siap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com