Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slamet: Kok, Lebih Ramai Berita Nikah daripada Hari Guru?

Kompas.com - 25/11/2011, 15:53 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aktor senior yang juga dikenal memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan, Slamet Rahardjo, mengungkapkan keprihatinannya mengenai gaung peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari ini, 25 November 2011. Menurut Slamet, tanpa menyebutkan pernikahan siapa, berita pernikahan lebih diekspos media, khususnya televisi, dibandingkan momentum Hari Guru.

Namun, kepada para guru, ia mengatakan, agar tak berkecil hati. Jasa para guru pasti akan selalu dikenang oleh anak-anak didiknya.

"Saya kecewa besar. Di televisi orang lebih sibuk mengurus acara pernikahan. Enggak ada Hari Guru di televisi. Enggak semua orang tahu hari ini adalah Hari Guru, tertutup sama acara nikahan," kata Slamet, ditemui seusai menghadiri peringatan Hari Guru di SDN II Cideng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2011).

Beberapa hari ini, media-media di Tanah Air memang menginformasikan proses pernikahan putra Presiden SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, dengan putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Siti Ruby Aliya Rajasa. Namun, tak jelas, apakah pernikahan putra-putri petinggi Tanah Air ini yang dinilai Slamet menyita perhatian publik atas momen peringatan Hari Guru.

Di Hari Guru ini, Slamet juga menyampaikan harapannya kepada para guru di Tanah Air. "Guru di Indonesia agar mengajarkan kebenaran, jangan larut dalam pembenaran. Jadi, masih adakah dan bisakah guru-guruku ini menyampaikan kebenaran dan bukan pembenaran? Silakan dijawab," ujarnya.

Saat ditanya, apa kesannya terhadap seorang guru, baginya, guru adalah sosok yang mengenalkannya isi dunia.

"Tadinya saya enggak mengerti apa-apa. Hanya karena seorang guru, saya bisa menulis dan bisa membaca. Saya bisa melihat dunia dan saya bisa mengerti isyarat-isyarat dunia. Itu karena guru. Kalau enggak ada guru, mata dan hati saya mungkin buta," papar Slamet.

Namun, ia mengaku tak memiliki guru favorit. Menurut dia, semua guru yang telah mendidiknya memiliki nilai kebaikan masing-masing dan memberikan inspirasi yang berbeda-beda terhadap anak didiknya.

"Semua guru rata-rata saya cintai. Tidak boleh kita mengatakan favorit satu guru. Guru yang menurut kita kurang baik, itu menjadi tampak kurang baik karena ada guru yang baik. Begitu juga guru yang baik itu bisa tampak karena ada guru yang kurang baik. Semuanya menginspirasi kita," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau