Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abraham, Semenit Bicara Sisanya untuk Bekerja...

Kompas.com - 05/12/2011, 09:06 WIB

KOMPAS.com - Goreng pisang dan jalangkote (pastel) tersaji di karpet. Puluhan orang menanti tak sabar pria yang seminggu terakhir ini menghiasi pemberitaan media massa.

Setelah penantian sekitar dua jam, Abraham Samad yang ditunggu pun tiba. Ia datang dengan payung dan masker hijau yang menutupi mulutnya. Sontak semua orang berteriak dan lampu kamera (blitz) berkilauan.

Ini bukan pesta. Aktivis, akademisi, dan media berkumpul di kantor Komite Pemantau Legislatif (Kopel) di Makassar, Minggu (4/12/2011), untuk menyambut Abraham yang baru terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di kantor ini Abraham bekerja sebagai tim hukum dalam 11 tahun terakhir.

Pertemuan sederhana ini seperti reuni dengan kawan lama seperjuangan dengan Abraham. Direktur Eksekutif Kopel Syamsuddin Alimsyah menilai Abraham sebagai pejuang antikorupsi yang konsisten. ”Sepanjang kariernya, ia selalu menjadi pembela minoritas. Teror dan intimidasi sering dia alami,” kata dia lagi.

Abraham terlibat mendirikan Anti Corruption Committee. Syamsuddin mengenang teror yang pernah dialami Abraham saat berusaha mengungkap dugaan korupsi yang melibatkan anggota DPRD Sulawesi Selatan. ”Dia dikirimi kotak isinya kucing yang dipotong-potong. Pesannya, nasib Abraham bisa seperti itu,” ujarnya.

Rekam jejak di Makassar itu kini harus dibuktikan di panggung yang lebih besar. Kasus korupsi kelas kakap menanti ayah dua anak ini untuk segera dituntaskan.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla, menilai, Abraham akan berhadapan dengan tembok kekuasaan dan politik yang sulit ditembus. ”Determinasi dan integritas tinggi diperlukan untuk mengatasi itu, selain juga dukungan politik,” katanya.

Petuah yang disampaikan pada acara itu diharapkan menjadi bahan bakar bagi Abraham untuk segera bekerja. Hamid Basmah, tokoh masyarakat Sulsel, secara spesifik meminta Abraham menjauhi dua hal ini. ”Jangan main golf dan main tennis,” tuturnya.

Abraham yang datang menggunakan baju putih berjaket hitam tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Saat diberi giliran bicara, moderator acara itu, Canny Watae, memberikan pesan, ”Semenit saja bicaranya. Sekarang saatnya bekerja.”

Abraham pun sedikit bicara. Ia menolak diwawancarai berlama-lama oleh wartawan pula. Selepas acara, ia menutup kembali mulutnya dengan masker hijau. ”Bukan saatnya lagi saya diwawancarai banyak-banyak. Kini, harus banyak kerja,” katanya. Kami tunggu, Abraham! (Maria Serenade Sinurat)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com