Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuh: Persoalan Pendidikan Tak Akan Pernah Selesai

Kompas.com - 26/12/2011, 08:53 WIB
Inggried DW, Indra Akuntono

Penulis

"Ibarat kanker yg sudah diambil, persoalannya adalah ketidakjujuran. Siapa yang tidak jujur? Yaitu kepala sekolah, dan itu sudah diambil tindakan oleh si walikota, berarti kan kanker sudah diambil. Tetapi, jangan sampai masih ada luka lain. Sebab,  akan masuk bakteri lain, dan akibatnya justru tambah sakit. Intinya jangan sampai persoalan akademik merembet ke persoalan sosial," ujarnya.

Kedua, penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS). Pada tahun 2011 ini, pemerintah menerapkan mekanisme yang berbeda dari tahun 2010. Penyaluran dana yang sebelumnya dari provinsi ke sekolah, kemudian diubah disalurkan dari kabupaten ke sekolah. Akan tetapi, mekanisme ini justru memicu persoalan baru yaitu keterlambatan penyaluran dana.

Solusinya, pada tahun 2012 mendatang, mekanisme kembali diubah seperti yang diterapkan pada tahun 2010. Selain itu, dana unit cost juga dinaikkan. Untuk siswa SD dari Rp 380 ribu menjadi Rp 510 ribu. Sementara itu, untuk SMP, dari Rp 580 ribu menjadi Rp 710 ribu.

Hal menonjol ketiga, yaitu masalah fasilitas pendidikan khususnya sekolah rusak.

"Urusan skeolah rusak, yang tidak layak, meminta perhatian yang tak kalah menarik juga. Data yang kami miliki ada ribuan sekolah rusak, bahkan ratusan ribu ruang kelas yang rusak," ujar Nuh.

Untuk menentukan skala prioritas, kementerian melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang dianggap perlu mendapatkan prioritas utama. Salah satunya adalah NTT. Menurut Nuh, pendidikan di NTT tertinggal 17 tahun ke belakang jika ditilik dari sisi angka partisipasi khusus (APK).

"Oleh karena itu, kita selesaikan secara tersendiri. Solusi untuk sekolah rusak ini, sudah dimulai tahun 2011 dan akan dilanjutkan tahun 2012" kata Nuh. 

Hal keempat, lanjut Nuh, mengenai penuntasan wajib belajar 9 tahun. Ia mengungkapkan, dari data demografi, populasi usia produktif akan mencapai puncaknya pada tahun 2010-2040. 

"Dengan membaca peta seperti ini, maka kita siapkan generasi 2045, generasi 100 tahun Indonesia merdeka. oleh karena itu, mulai tahun ini kita galakkan gerakan PAUD-isasi. Karena pada 2045, mereka yang akan menggantikan posisi kita. Inilah yang kita garap, menyiapkan generasi 2045. Kesempatan emas ini kuncinya adalah pendidikan," papar Nuh.

Proyeksi 2012

Meski persoalan pendidikan tak akan pernah selesai, bukan berarti tanpa harapan. Pada tahun 2012 mendatang, Kemdikbud akan memproyeksikan sejumlah kerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya pemerataan kesempatan pendidikan. Sejumlah politeknik dan institut teknologi akan dibangun di berbagai daerah, agar pembangunan tak hanya tersentralisasi di Pulau Jawa.

"Pokoknya kita perbanyak PTN (perguruan tinggi negeri), sehingga tidak menumpuk di Jawa. Selama ini hanya terkonsentrasi di Jawa, maka ke depan harus kita distribusikan," kata Nuh.

Selain itu, beasiswa Bidik Misi yang diperuntukkan bagi mahasiswa miskin juga masih menjadi andalan. Hingga saat ini, setidaknya program ini telah menjaring 50 ribu mahasiswa miskin mendapatkan bantuan biaya pendidikan. Ke depannya, ditargetkan, Bidik Misi bisa membantu tak kurang dari 80 ribu mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com