Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rehabilitasi Sekolah Model Swakelola

Kompas.com - 29/12/2011, 10:05 WIB

Dampak pembangunan sekolah yang pernah dilakukan melalui proyek Bank Dunia ini adalah meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap sekolah. Di Tanjung Sigoni, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, masyarakat menerima dan mengapresiasi rehabilitasi sekolah di desa mereka dengan mencanangkan ”Jumat Bersih” sebagai hari keterlibatan masyarakat untuk mengurus dan merawat sekolah. Di Dairi, ada kepala sekolah dan masyarakat yang berinisiatif menanam pohon dan bunga-bungaan sehingga sekolah jadi nyaman dan potensial menuju ”sekolah hijau”.

Bangunan-bangunan sekolah itu hingga kini masih menjadi yang terbaik di deretan sekolah-sekolah yang dibangun kemudian. Di Nias, ada dua unit baru SMP yang dibangun dan sejumlah SD dapat terus berdiri kokoh meski gempa pernah meluluhlantakkan kabupaten itu.

Mutu bangunan sekolah tidak diragukan karena secara teknis diawasi konsultan bangunan. Bahkan, tukang-tukang desa juga dibimbing konsultan sehingga keterampilan mereka meningkat. Proses pembangunan melibatkan masyarakat. Bahan bangunan, seperti pasir dan batu, dibeli dari masyarakat desa sehingga dengan rehabilitasi model swakelola ini perputaran uang di desa lebih meningkat. Masyarakat desa yang masih tinggi semangat gotong royongnya tak terlalu sulit digerakkan, apalagi itu untuk keperluan pendidikan anak-anak mereka. Kuncinya keterbukaan, kejujuran, dan keikhlasan semua aktor yang terlibat.

Merehab sekolah dengan swakelola, dengan prosedur dan melibatkan aktor-aktor seperti yang pernah dilakukan melalui proyek Bank Dunia ini, juga dapat menepis tentang kurangnya kompetensi kepala sekolah dalam merehabilitasi sekolah. Berkaitan perilaku masyarakat yang sudah semakin koruptif dapat dieliminasi dengan pembukuan dan pendampingan yang intensif.

Korupsi dapat dicegah

Peluang korupsi pada rehabilitasi sekolah model ini hanya pada pembelian bahan-bahan bangunan. Jumlah bahan bangunan yang dibeli ditentukan oleh konsultan pengawas bangunan, yang disinyalir dapat bekerja sama dengan kepala sekolah yang membeli bahan bangunan dimaksud. Tetapi, hal itu dapat diatasi oleh petugas pengawas dan evaluasi yang dibentuk dinas pendidikan.

Risiko untuk korupsi memang ada, tetapi jumlahnya tidaklah besar-besaran. Jika perbuatan itu juga dilakukan, tidaklah sulit menemukan aktor-aktornya, selain juga mudah ditindak. Namun, dibanding dengan dampak positifnya yang dapat memberdayakan masyarakat, bangunan sekolah dengan mutu yang baik, menambah keterampilan masyarakat, menambah perputaran uang di desa, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan menuntaskan kesadaran warga sekolah akan pentingnya memiliki sekolah yang baik dan nyaman, semua nilai-nilai yang tak dapat diukur dengan uang ini masih diperlukan sekolah. Merehabilitasi sekolah dengan sistem tender tak menampakkan nilai-nilai itu.

Selain itu, semangat membangun otonomi sekolah dapat direalisasikan dengan model swakelola ini. Salah satu faktor untuk menjalankan otonomi sekolah adalah ketika uang dapat diserahkan langsung ke sekolah sebagaimana pengelolaan dana BOS. Manajemen mereka ditingkatkan dengan merencanakan dan membelanjakan sendiri uangnya untuk kebutuhan mereka. Mungkin ada baiknya kita tidak terlalu mencurigai pihak sekolah sembari melihat bahwa di sana masih ada orang baik yang tulus mengabdi dan mengurus sekolah.

Mutsyuhito Solin Konsultan Basic Education Project (2001-2005); Dosen Universitas Negeri Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com