”Jangan dilihat dari kemampuan ekonominya. Tidak masalah ada eksklusivitas di RSBI asalkan secara akademik dan bukan secara sosial,” katanya.
Lagi pula, menurut Nuh, RSBI merupakan wadah atau layanan khusus bagi anak-anak pintar. Ia khawatir jika anak-anak yang khusus memperoleh perlakuan yang sama dengan yang lain, mereka tidak akan berkembang. Bisa jadi juga akan memilih sekolah ke luar negeri atau ”dibajak” negara lain.
”Nanti pemerintah salah lagi kalau kita kehilangan anak-anak berprestasi. Yang penting akses RSBI terbuka bagi anak pintar tanpa melihat kemampuan ekonominya,” kata Nuh. (LUK)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.