“Semua komponen didatangkan dan kita tinggal merakit. Komponen yang semula rata tanah dirakit langsung. Mesinnya sendiri standar yang ramah lingkungan,” tambah Arifin.
Selain itu, emisi gas buang juga terstandar. Pembuangan emisi ini mengatur sendiri dengan sensor pada knalpot. “Ini yang membuat kami paham persis seluruh "jeroan" dan spesifikasi mesin. Kalau ada masalah bisa kami perbaiki,” kata Muhammad Latif, salah satu perakit Patua.
Sudah dapat pesanan 15 unit
Sejauh ini, truk mini Esemka Patua sudah mendapatkan pesanan sebanyak 15 unit. Hal itu dikemukakan Bahrun. Para pemesan tidak hanya kolega sekolah, tetapi juga pihak luar sekolah yang tertarik dengan karya para siswa ini,
“Ada 15 yang sudah pesan,” kata Bahrun.
Para pemesan itu, di antaranya, SMP 5, SMK 8, SMK 4 Surabaya, dan beberapa lembaga lain di luar sekolah. Bahrun yakin, ke depannya peminat Patua akan semakin bertambah.
“Semua masih dalam proses penyempurnaan. Tapi semangatnya adalah bangga dengan karya anak bangsa. Ini juga masih test drive. Setelah ijin tuntas, kita launching ke publik,” tambah Bahrun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.