Suhartono
Sejak mobil rakitan siswa itu diserahterimakan kepada Wali Kota Solo Joko Widodo untuk digunakan sebagai kendaraan dinas, 2 Januari lalu, muncul harapan agar SUV Kiat Esemka dijadikan salah satu alternatif mobil nasional (mobnas) di negeri yang 67
Tekad itu tak lagi bisa dibendung. Sebagian besar waktu anak-anak muda itu kini dihabiskan di bengkel sekolah, selain ruang kelas. Mereka belajar dan meningkatkan keterampilan, seraya menunggu karya mereka mewujud jadi mobnas yang diproduksi massal.
Awal pekan lalu, siswa SMK Warga, Solo, sibuk mempelajari chassis, persneling, penyetelan sistem rem, dan kelistrikan di bengkel otomotif sekolah. Rio Adi, Suyamto, dan Ricky Setiawan serius mempelajari aplikasi teori yang dipelajari sebelumnya.
Rekan mereka, Ricky Oka Mahendra dan Paksy Martha Bunia, juga asyik di bawah kap mobil, menyetel karburator. Siswa lain, Novianto, Joko, Irawan, Febri, dan
Kegiatan serupa ada di SMK Negeri 2 Solo yang bersama SMK Warga ikut merakit mobil SUV Kiat Esemka. Siswa Jurusan Teknik Komputer Jaringan
Meski tidak ikut program perakitan mobil Kiat Esemka, Kemdikbud tetap mengirim 15 mesin SUV Kiat Esemka ke SMK Negeri 1 Budi Utomo, Jakarta.
”Kami tidak jadi ditunjuk Kemdikbud, tetapi ikut merakit komponen mesin yang sebagian terurai,” ujar guru mesin SMK Negeri 1 Budi Utomo merangkap ketua unit produksi, Sopandi, Senin (9/1).
Saat verifikasi Program Perakitan Direktorat Pembinaan SMK Kemdiknas tahun 2009, sekolah yang berdiri tahun 1906 itu belum memiliki bengkel untuk perakitan mobil. Program pun dialihkan ke SMK Negeri 4 Rorotan, Cilincing, Jakarta.