Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Persen Pemain Barongsai Sulsel adalah Warga Lokal

Kompas.com - 25/01/2012, 00:46 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com — Sekitar 70 persen pemain barongsai di Sulawesi Selatan (Sulsel) adalah warga lokal, sedangkan sisanya merupakan warga keturunan Tionghoa.

"Ini menunjukkan akulturasi budaya Tionghoa dan etnis lokal di Sulsel, yakni Makassar, Bugis dan Toraja, sudah menyatu," kata Dewan Pembina Kelompok Barongsai Sulsel, Yongris, di Makassar, Senin (23/1/2012).

Dia mengatakan, dengan banyak warga lokal yang mempelajari dan mendalami ketangkasan atraksi Barongsai, maka warga lokal dapat mempelajari budaya Tionghoa.

Tokoh masyarakat Tionghoa itu mengemukakan, warga keturunan Tionghoa juga lambat laun mendalami dan beradaptasi dengan budaya Bugis, Makassar, dan Toraja.

Mencermati fenomena tersebut, dia mengatakan, keberadaan warga keturunan Tionghoa di daerah ini sudah dapat diterima, baik melalui akulturasi budaya maupun di bidang lainnya, seperti bidang jasa, ekonomi, sosial, dan politik.

"Warga keturunan Tionghoa selama 30 tahun pada masa Orde Baru sempat terkungkung, namun setelah keran reformasi dibuka, maka warga keturunan juga diberi hak untuk sejajar dengan warga negara Indonesia," ujarnya.

Mengenai perayaan Imlek 2563, pengurus Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulsel tersebut mengatakan, pada tahun Naga Air ini memberikan pengharapan bagi warga keturunan Tionghoa bahwa kehidupan ke depan akan lebih baik dan dinamis.

Khusus di Kota Makassar, ia mengemukakan, diharapkan akan lebih dinamis baik dari segi ekonomi, politik, maupun sosial dengan tetap menjaga harmonisasi kehidupan.

"Jadi, pada tahun Naga Air ini akan memberikan sikap optimistis untuk mendukung kedinamisan, namun tetap berupaya menjaga hubungan harmonis antara para pihak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com