Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif Penelitian 4,2 Triliun Rupiah

Kompas.com - 06/02/2012, 22:39 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Riset dan Teknologi mengalokasikan anggaran insentif untuk penelitian dan beasiswa senilai Rp 4,2 triliun. Dana ini difokuskan pada sejumlah bidang riset.

"Dana tersebut bisa diakses para pegawai di tujuh Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), misalnya pegawai Lapan yang ingin melanjutkan kuliah S2 maupun S3," kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Yogyakarta, Senin (6/2/2012).

Gusti berharap Kemenristek dapat menambah anggaran insentif tersebut di masa yang akan datang seiring dengan peningkatan riset. Ia mengatakan, fokus penelitian Kemenristek tahun ini meliputi ketahanan pangan dengan mengembangkan padi dan sorgum serta riset ketahanan energi dengan mengembangkan energi baru terbarukan. Energi terbarukan ini penting dilakukan mengingat cadangan minyak di Indonesia semakin menipis dan sumur minyak sudah tua. Jika ingin menggali sumber minyak baru di tengah laut, kata Gusti, membutuhkan teknologi tinggi dan berbiaya.

Selain itu, Kemenristek juga mengembangkan riset di bidang kesehatan dan obat-obatan dengan menciptakan isotop yang dapat mendeteksi kanker secara dini. "Isotop sudah banyak diminta ke luar negeri karena hasil kita lebih murah dibandingkan buatan luar negeri, sehingga bisa bersaing. Tinggal kita membantu peralatannya," ujarnya.

Di bidang manajemen dan teknologi transportasi, Kemenristek bekerja sama dengan PT LEN menghasilkan riset pembuatan sinyal kereta api. Hasil riset tersebut telah berhasil diuji coba di Stasiun Kereta Api Purworejo, Jawa Tengah. Alat tersebut dapat membantu kereta api berhenti secara otomatis dalam keadaan darurat sehingga mampu menekan angka kecelakaan kereta api.

Industri pertahanan juga menjadi fokus riset Kemenristek. Ini dilakukan dengan memberikan insentif kepada produsen senjata, yaitu PT Pindad Bandung, untuk menghasilkan kendaraan panser dan peralatan tempur lainnya yang bisa digunakan TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com