Pembangunan Asrama Indonesia di Mesir Butuh Rp 130 Milliar

KAIRO, KOMPAS.com — Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Nurfaizi Suwandi dan Rektor Universitas Al Azhar Usama El-Abd melatakkan batu pertama pembangunan asrama mahasiswa Indonesia di kompleks kampus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Rabu (15/2/2012). Asrama tersebut telah bertahun-tahun diimpikan oleh ribuan mahasiswa Indonesia di Mesir.

Wartawan Kompas di Kairo Musthafa Abd Rahman melaporkan, rencananya akan dibangun 18 gedung asrama dengan biaya sekitar Rp 130 miliar. Dana tersebut dharapkan berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan instansi, yayasan, atau perorangan.

Atase Pendidikan KBRI Kairo Profesor Sangidu mengungkapkan, hingga saat ini dana yang telah terkumpul dan diserahkan kepada pihak Al-Azhar hanya sebanyak Rp 19 milliar. Dana tersebut berasal dari Kementerian Agama RI sebesar Rp 14 miliar dan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp 5 miliar. Dana tersebut hanya cukup untuk membangun dua gedung asrama.

Asrama itu akan dihuni oleh mahasiswa Indonesia dan Mesir. Satu kamar yang berkapasitas tiga orang akan diisi dengan formasi dua mahasiswa Indonesia dan satu mahasiswa Mesir. Melalui komposisi campuran itu diharapkan terjadi interaksi positif dalam keseharian mereka, terutama dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Arab.

Ide awal pembangunan asrama mahasiswa pertama kali muncul saat terjadi dialog antara mantan Dubes RI AM Fachir dan Rektor Al-Azhar pada Maret 2008. Ide itu kemudian diadopsi menjadi salah satu butir dalam rekomendasi lokakarya dukungan terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa Indonesia pada  April 2008.

Saat ini mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar sekitar 4.000 mahasiswa dan sekitar 800 di antaranya perempuan. Saat ini, hanya sekitar 600 mahasiswa yang bisa tinggal di asrama yang disediakan oleh Al-Azhar dan institusi lain. Adapun sisanya tinggal di rumah-rumah kontrakan yang tersebar di segala penjuru kota Kairo dan sebagian lagi tinggal di luar kota Kairo.