Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMKN 1 Surabaya: Menyediakan Konten Televisi

Kompas.com - 27/02/2012, 09:18 WIB

Kedua film pendek karya siswa itu ditayangkan utuh di TVRI, tetapi di stasiun televisi lain dipotong menjadi 2-3 bagian karena ada porsi untuk iklan. Sekolah ataupun siswa tidak mendapat bagian dari hasil perolehan iklan. ”Yang penting, siswa bisa belajar membuat film dan dapat kesempatan ditayangkan di televisi. Lagi pula, tujuan kegiatan ini untuk pembelajaran,” kata Purwanto.

Televisi lokal

Program keahlian Teknik Produksi Program Pertelevisian atau broadcasting dibuka tahun 2006 tepat ketika stasiun televisi lokal dan nasional serta rumah produksi tumbuh dan berkembang subur di Jawa Timur. Itu pula yang menurut Kepala SMK Negeri 1 Surabaya Sugiyono kemudian menjadikan broadcasting sebagai program keahlian favorit. Padahal, sekolah yang dahulu bernama Sekolah Dagang Menengah DR Soetomo Surabaya dan didirikan tahun 1949 ini awalnya fokus pada bidang administrasi perkantoran dan penjualan.

Mengikuti perkembangan teknologi, sekolah ini lalu membuka program keahlian teknologi informasi dengan fokus broadcasting, rekayasa perangkat lunak, dan desain komunikasi visual. Untuk praktik siswa, sekolah ini telah mengelola stasiun televisi komunitas bernama TV Edukasi Surabaya jauh sebelum stasiun televisi lokal dan nasional menjamur. Televisi komunitas yang sepenuhnya dioperasikan siswa ini ada di saluran 92,7 UHF dan mengudara setiap hari pukul 09.00-16.00.

Produksi film pendek lalu menarik perhatian masyarakat, bahkan pemerintah, setelah para siswa memenangi Festival Film Pelajar Indonesia II, program tahunan yang diselenggarakan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Juni 2011. Film berjudul Unpredictable meraih gelar Terbaik II untuk kategori Fiksi (live action). Dian yang menyutradarai film itu pun meraih predikat Sutradara Terbaik dan mendapat beasiswa kuliah di IKJ.

Berkat prestasi itu, kata Purwanto, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan block grant Rp 700 juta untuk pembelian peralatan produksi film, seperti kamera profesional, lampu, dan alat mengedit. Semua peralatan ini, terutama jimmy jib dan dolly track, bisa dipinjamkan ke SMK lain. Bahkan, sekolah ini pun bersedia memberikan pelatihan penggunaan alat kepada para guru SMK di Jawa Timur.

Karena terbiasa praktik, mayoritas lulusan diterima kerja di stasiun televisi, baik di Surabaya maupun Jakarta.

Jam terbang

Untuk menambah jam terbang siswa, sekolah memperbolehkan siswa meminjam peralatan sekolah untuk mengerjakan proyek atau pesanan pihak luar. Banyak siswa yang kerap menerima pesanan dokumentasi prosesi pernikahan. Seperti halnya Indra Adiguna, siswa kelas XII spesialis editor. Informasi dari mulut ke mulut membuat Indra kerap kebanjiran pesanan mengedit rekaman video pernikahan. Harga yang dipatok bergantung pada siapa kliennya, berkisar Rp 350.000- Rp 600.000.

Bagi Purwanto, banyaknya pesanan yang diterima siswa itu justru akan semakin mengasah keterampilan siswa. Selain itu, sekolah juga terbantu karena bisa menekan biaya produksi praktik siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau