Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMKN 5, Lestarikan Kriya Motif Lampung

Kompas.com - 19/03/2012, 09:35 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

Oleh Ester Lince Napitupulu

KOMPAS.com - Beragam produk kreatif berbahan dasar kayu, tekstil, dan logam yang memasukkan motif-motif tradisional Lampung menjadi ciri kreativitas siswa SMKN 5 Bandar Lampung. Sekolah dengan program keahlian kriya ini menjadi andalan pemerintah daerah saat ada pameran produk kreatif yang menggali kearifan lokal daerah Lampung. 

Kehadiran satu-satunya SMK berbasis keahlian kriya di Lampung ini mendorong lahirnya berbagai produk kreatif bermotif seni budaya Lampung yang selama ini hanya diaplikasikan pada kain. Para siswa program keahlian kriya kayu mengalihkan dan mengembangkan motif tradisional Lampung pada meja, kursi, tempat tidur, cermin, dan hiasan dinding berbahan kayu.

Tidak hanya itu, tetapi sisa- sisa kayu bekas juga disulap menjadi beragam kerajinan, seperti vas bunga, mangkok kecil, tempat tisu, dan suvenir lain dengan menambahkan motif Lampung atau ditempel kolase kulit telur ayam. Limbah, seperti sisa gulungan kain, gulungan benang, ataupun gulungan terpal, dijadikan barang-barang bernilai jual dengan sentuhan kreativitas.

Kreativitas dalam beragam kerajinan yang diajarkan kepada siswa ini mampu memberi inspirasi pada industri mebel dan desainer interior di kota dan kabupaten di Lampung. Apalagi, sekolah setiap tahun punya program tetap menggelar pameran karya siswa.

”Pameran rutin diadakan pada akhir tahun ajaran sebagai ajang sosialisasi dan promosi kepada masyarakat dan dunia usaha. Pada kesempatan ini, masyarakat bisa membeli karya- karya siswa dan dunia usaha mendapat masukan tentang kreativitas baru yang dikembangkan siswa,” kata Komar Ranudipura, Kepala SMKN 5 Bandar Lampung.

Salah satu kreasi kriya yang dikembangkan sekolah adalah beragam suvenir yang memanfaatkan tempurung buah bernuk (maja) yang sering dibuang. Di tangan siswa kriya kayu SMKN 5 Bandar Lampung, tempurung bernuk dibuat menjadi mangkuk, wadah permen, atau vas bunga dengan nilai jual Rp 50.000.

”Siswa kriya kayu sampai dijuluki anak rayap. Soalnya kayu bekas praktik pun tidak bersisa karena diolah lagi menjadi benda-benda bernilai jual,” kata M Nasir, Wakil Kepala SMKN 5 Bandar Lampung Bidang Sarana dan Prasarana.

Para siswa kriya kayu diajarkan berbagai teknik konstruksi, seperti membuat bentuk sambungan sudut yang baik. Siswa diajarkan teknik memanipulasi, misalnya menampilkan kayu berkesan tembaga. Dengan keahlian seperti ini, nilai jual karya siswa bertambah tinggi.

Prestasi siswa

Imam Effendi, siswa kelas XII program keahlian desain dan produk kriya kayu, mampu mengembangkan ukiran khas Lampung di atas kayu untuk menjadi hiasan dinding. Dia menggambarkan suasana dalam kapal menjadi ukiran yang indah di atas kayu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com