Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMKN 5, Lestarikan Kriya Motif Lampung

Kompas.com - 19/03/2012, 09:35 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

SMK dengan program keahlian kriya ini bernasib sama seperti SMK pertanian ataupun kelautan/pelayaran. Minat anak- anak muda sempat menurun karena kalah bergengsi dibandingkan dengan jurusan otomotif, perhotelan, ataupun teknologi komunikasi dan informatika.

Padahal, dunia industri kreatif yang mulai menggeliat membutuhkan orang-orang kreatif yang mampu menciptakan produk berbeda. Apalagi, potensi seni budaya Indonesia luar biasa dan dikagumi bangsa lain. Hal ini perlu digali dan dikembangkan sehingga mampu menyejahterakan warga.

Komar mengatakan, sekolah kriya yang merupakan bagian dari 67 SMK sejenis di Indonesia ini, jumlah siswanya terus turun hingga tahun 2004. ”Padahal, industri kreatif punya daya tahan. Sayang jika sekolah kriya ditutup. Masyarakat minim informasi soal potensi kriya,” kata Komar.

Sebagai strategi menarik minat, SMKN 5 Bandar Lampung membuka program keahlian yang diminati masyarakat, yakni otomotif (teknik dan rekayasa) serta teknik komputer dan informatika (multimedia dan animasi). Pendaftar pun mulai berdatangan untuk melirik SMKN 5 Bandar Lampung yang sempat kekurangan siswa itu.

”Ketika lulusan SMP mulai berminat mendaftar, peluang ini kami pakai untuk perlahan-lahan memperkenalkan program keahlian siswa. Kami menjelaskan potensi keahlian kriya kepada para orangtua. Bidang ini mampu membuat anak mandiri dan dicari perusahaan,” kata Komar.

Program keahlian kriya yang tadinya hanya membuka satu kelas, bahkan ada yang hanya memiliki 27 siswa, perlahan-lahan jumlah siswanya meningkat. Program keahlian kriya kayu, tekstil, dan logam saat ini sudah membuka dua kelas untuk kelas X.

Menurut Komar, dukungan pemerintah untuk sekolah keahlian kriya dibutuhkan. Komitmen pemerintah memajukan dunia pariwisata bisa menjadi salah satu cara mendongkrak perkembangan produk-produk kreatif.

”Pemberian beasiswa bagi siswa di sekolah kriya, pertanian, dan kelautan yang pernah dilaksanakan semestinya dilanjutkan. Kebijakan ini bisa mendorong minat siswa mempelajari program keahlian yang mulai ditinggalkan, tetapi dibutuhkan untuk keunggulan Indonesia di masa depan,” kata Komar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com