Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Kekurangan Guru Ahli

Kompas.com - 24/03/2012, 04:45 WIB

Jakarta, Kompas - Perkembangan SMK belum disertai penyediaan guru-guru yang sesuai program keahliannya. Akibatnya, banyak SMK yang merekrut praktisi sebagai tenaga honorer menjadi pengajar atau mengalihtugaskan guru yang ada ke program keahlian yang belum memiliki guru produktif.

Kekurangan guru SMK yang sesuai program keahlian terungkap dari kunjungan ke SMK di berbagai daerah. Nono Juarno, kepala program keahlian multimedia di SMKN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi, mengatakan, pihaknya kekurangan guru ahli multimedia. Ilmu multimedia dibutuhkan SMK yang berbasis pengolahan hasil pertanian ini.

”Guru ahli belum disediakan pemerintah. Sekolah terpaksa menggaji lima guru honorer yang tak bisa penuh tanggung jawabnya di sekolah,” ujar Nono.

Nono yang berlatar belakang D-3 pendidikan pertanian ditunjuk sekolah untuk alih jenjang ke pendidikan D-4 bidang teknologi informasi.

Di SMKN 1 Kota Sukabumi, kebutuhan guru program keahlian broadcasting dipenuhi dengan mengalihtugaskan guru. Guru agama dan guru bimbingan konseling di sekolah dikuliahkan ke Institut Kesenian Jakarta untuk bisa menjadi guru produktif di bidang broadcasting.

”Agak sulit juga mencari praktisi yang mau mengajar. Soalnya, mereka lebih suka kerja di bidangnya langsung daripada menjadi guru,” kata Wahyuto, Kepala SMKN 1 Kota Sukabumi.

Pemerintah daerah

Ade Santana, Kepala SMKN 1 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan pemerintah daerah yang tak tanggap dengan kebutuhan SMK sesuai program keahlian. Di sekolah yang basis keahliannya pelayaran/kelautan justru mendapat tambahan guru PNS yang tidak sesuai program keahlian yang ada. Apalagi, guru yang dibutuhkan mesti bersertifikat internasional bidang pelayaran ataupun permesinan kapal.

”Ada guru honorer yang sudah lama dan memenuhi syarat, serta punya sertifikat internasional, tidak diangkat. Tiba-tiba sekolah diberi guru PNS yang tidak cocok dengan kebutuhan,” kata Ade.

Sekolah pun terpaksa mempekerjakan sekitar 20 guru honorer, terutama praktisi dari kelautan Institut Pertanian Bogor, yang bekerja di stasiun penelitian di sekitar Palabuhanratu. ”Untuk mengajar keahlian tak perlu diragukan. Namun, menjadi guru, di samping menguasai bidang studi, juga mesti mampu mengajar dan mendidik,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com