Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMKN 2 Depok Sleman Diincar Industri Pertambangan

Kompas.com - 26/03/2012, 06:52 WIB

Untuk memperoleh bibit unggul sesuai dengan kebutuhan, mitra-mitra industri sudah mulai berburu SDM di sekolah pada Desember-Januari. Lima tahun lalu mitra industri umumnya mencari siswa yang terampil. Namun, kebutuhan itu lalu bergeser. Kini mitra industri lebih mengedepankan SDM yang memiliki karakter. Alasannya, lebih mudah meningkatkan keahlian daripada membentuk karakter siswa.

”Bobot nilai untuk karakter sekarang 70 persen, sementara keahlian dan pengetahuan hanya 30 persen. Alasan industri, siswa diberi pendidikan dan pelatihan 2 minggu-3 minggu saja sudah terampil. Tetapi, untuk membuat karakter yang baik, satu tahun pun belum tentu bisa,” kata Cahyono.

Laptop dan PC

Selain unggul di jurusan geologi pertambangan, sekolah ini memiliki jurusan lain yang prestasinya juga patut dibanggakan, seperti jurusan elektronik industri, teknik komputer jaringan, permesinan, otomotif, kimia industri, dan kimia analis.

Sebagai sekolah yang dipersiapkan pemerintah pusat untuk menjadi sekolah model atau percontohan, Kepala SMKN 2 Depok Sleman Yogyakarta Aragani Mizan Zakaria menceritakan, sekolahnya kerap mendapat tawaran kegiatan pembelajaran atau bermodel sesuai lini industri (teaching factory) di semua program keahlian.

Namun, tidak semua tawaran bisa ditindaklanjuti. Salah satunya perakitan sepeda motor dan mobil. Alasannya, luas lahan bengkel laboratorium untuk bidang otomotif tidak mencukupi.

Meski demikian, sejak tiga tahun lalu sekolah itu menerima tawaran pemerintah untuk merakit laptop SMK Mugen, laptop SMK Zyrex, personal computer (PC) SMK Relion, liquid crystal display (LCD) in focus SMK Zyrex, dan mesin computer numerical control (CNC). Sampai sekarang perakitan laptop dan PC tetap berlanjut serta telah dirakit lebih dari 2.000 laptop. Selain untuk memenuhi kebutuhan SMK lain di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sekolah juga menerima pesanan dari pihak luar.

Karena sudah sering merakit laptop, kata Cahyono, siswa kelas XI dan XII hanya membutuhkan waktu 12 menit-15 menit untuk merakit satu laptop. Namun, itu dikerjakan secara berkelompok dengan anggota 3-4 siswa per kelompok.

Emisi bensin

Siswa program keahlian lain juga tak mau kalah dalam berprestasi. Misalnya saja, dua siswa jurusan otomotif, Imam Muchtar Sidik dan Agustina Slamet, membuat alat penekan emisi bensin yang keluar dari knalpot sepeda motor.

Karya yang menang dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat nasional yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ke-42 ini dibuat dengan biaya produksi Rp 129.000 dan dapat digunakan selama satu tahun.

”Banyak industri yang sudah mau memproduksi massal, tetapi belum ditindaklanjuti karena hak paten siswa harus dilindungi. Sampai saat ini pun masih dalam tahap pengembangan desain,” kata Aragani.

Selain inovasi penekan emisi, lanjut Aragani, pihaknya berencana membuat mobil yang memiliki bentuk berciri khas Yogyakarta seperti halnya taksi London, Inggris. Proyek ini akan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan pada saatnya nanti, pasti hasilnya akan mengejutkan....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com