Pertama, Wujudkan.com akan mengembalikan dana donasi secara penuh ke donatur. Kedua, membuat pengumuman kembali proyek tersebut. Dengan syarat, donasi yang telah diterima Wujudkan.com akan ditawarkan kembali ke donatur, apakah akan diikutkan ke dalam proyek selanjutnya atau dikembalikan.
"Kami tidak ingin membuat film atau proyek yang didanai oleh masyarakat ini dibuat seadanya (dengan dana seadanya). Jika kurang, maka kami akan buka pengumuman lagi. Harapannya akan banyak yang membantu," jelasnya.
Kendala payment gateway
Salah satu kendala terbesar Wujudkan.com adalah mencari sistem pembayaran yang lebih aman dan nyaman bagi komunitas Wujudkan.com. Saat ini Wujudkan.com masih bergantung kepada sistem transfer bank untuk penerimaan donasi, sama seperti kebanyakan situs e-commerce di Indonesia.
Wujudkan.com belum bisa menerima donasi melalui akun Paypal. Hal ini disebabkan Wujudkan.com tidak ingin membebani donatur saat memberikan donasi.
"Saat transfer ke Paypal menggunakan kartu kredit, tentunya ada pajak sekitar 3,5 persen dari jumlah yang ditransfer. Nilai itu cukup memberatkan bagi donatur nantinya," katanya.
Sehingga Mandy menginginkan ada sistem pembayaran online yang memudahkan donatur memberikan donasinya secara cepat dan mudah.
Bisa kirim proposal proyek
Tidak hanya meminta dukungan donasi terhadap proyek-proyek yang ada, Wujudkan.com ini juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mau mengirimkan proposal proyek ke Wujudkan.com.
"Harapannya makin banyak pilihan proyek yang disukai oleh masyarakat dan yang bisa didanai oleh masyarakat sendiri. Kalau mengandalkan iklan atau sponsor besar, perlu waktu dan rekam jejak (track record) yang lama," katanya.
Saat ini Wujudkan.com telah menerima sekitar 20 proposal proyek baik berupa film, musik, fashion, fotografi, pameran, konser, penulisan buku, film dokumenter dan lain-lain. Sekitar 50 persen dari total proposal proyek yang ada dianggap layak untuk ditampilkan di Wujudkan.com.
"Banyaknya proposal yang masuk membuktikan bahwa Indonesia tidak kekurangan kreativitas. Tapi yang kurang adalah dukungan terhadap orang-orang kreatif untuk terus berkarya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.