Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Masih Terjadi di Sekolah

Kompas.com - 31/03/2012, 12:09 WIB

Sebuah informasi diterima Kompas, Kamis (29/3). Sebut saja B, si pengirim pesan, menyatakan, kasus kekerasan oleh siswa senior terhadap adik kelasnya terjadi lagi di Jakarta.

”Kasus itu sudah terjadi November 2011 lalu dan dilaporkan kepada polisi, tetapi tidak berlanjut. Orangtua siswa resah. Namun, maaf, mohon tidak mengungkap identitas saya. Ini demi melindungi anak saya yang masih murid di sekolah itu,” kata B.

Lain dengan B, Ferry R (49), orangtua siswa di sekolah yang sama, blak-blakan soal kekerasan yang pernah menimpa anaknya, Rh (18).

”Anak saya, Rh, digebuki seniornya ketika dia kelas I di SMA Pangudi Luhur (PL), tapi tidak ditindaklanjuti serius pihak sekolah. Akan tetapi, ketika anak saya kedapatan merokok diberi surat peringatan hingga tiga kali dan dikeluarkan dari sekolah. Saya rasa ini tidak adil,” kata Ferry.

Ferry mengisahkan, sekitar dua tahun lalu, saat Rh kelas I, dia kedapatan tengah berfoto-foto di lingkungan sekolah. Rupanya aksi Rh menyebabkan beberapa seniornya di SMA PL merasa terganggu.

”Tiga kakak kelas Rh memaksa anak saya masuk ke dalam mobil. Satu orang nyetir berputar-putar. Dua senior lainnya gebukin anak saya. Anak saya disuruh telentang di bagian tengah mobil. Rusuk Rh retak parah mendekati patah,” ujarnya.

Setelah dianiaya, Rh takut masuk sekolah. ”Ia bahkan tidak ikut ujian mid semester dan tidak pernah mau mengatakan identitas ketiga seniornya itu,” ungkap Ferry.

Wakil Kepala SMA PL Heri Prasetya mengaku tidak pernah mendapat laporan resmi dari orangtua Rh. ”Hanya, informasi beredar di kalangan siswa dan orangtua siswa,” ujarnya.

Menurut Heri, 4-5 tahun lalu, bullying masih menjadi momok di SMA PL. Namun, setelah pihak sekolah menerapkan tata tertib tegas dan terperinci untuk semua siswa, kekerasan dapat ditekan drastis. Heri juga mengakui, sekitar akhir tahun lalu ada masalah antarsiswa di SMA PL. ”Akan tetapi, masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak berlanjut ke penyidikan polisi,” tuturnya.

Terkait dengan dikeluarkannya Rh dari SMA PL, Heri menyatakan, yang bersangkutan jelas terbukti merokok di lingkungan sekolah dan telah mendapat surat peringatan bertahap. Dia juga menegaskan, jika memang masih ada bullying dan dilaporkan kepada polisi, pihak sekolah siap menghadapinya.

Dalam lima tahun terakhir, 2007-2012, selalu saja ada kasus bullying di Jakarta, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kasus besar tahun 2007, siswa kelas I SMA PL, BAS (18), dianiaya oleh seniornya hingga terluka fisik dan mental. Disusul kasus lima siswa SMAN 34 yang terpaksa dikeluarkan dari sekolah dan diseret ke pengadilan karena menganiaya adik kelasnya. Tahun 2009, kasus bullying di SMAN 82 juga dibawa ke ranah hukum. Akhir 2011, giliran AYF dianiaya seniornya di Universitas Al Azhar hingga tewas. Awal tahun 2012, di Depok, Amn (12) menikam Syaiful (11), teman sekelasnya.

Pakar pendidikan, Arief Rachman, berkali-kali mengingatkan, selain menerapkan sanksi tegas, guru juga bisa membicarakan masalah tersebut dengan orangtua dan mencari solusi terbaik bagi siswa bermasalah. ”Yang terpenting, komunikasi antara anak dan orangtua harus bisa dua arah,” katanya.

(NELI TRIANA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Latar Belakang Pendidikan Sri Mulyani, Jabat Menkeu Sebanyak 3 Kali

Latar Belakang Pendidikan Sri Mulyani, Jabat Menkeu Sebanyak 3 Kali

Edu
Riwayat Pendidikan Fadli Zon, dari Mahasiswa Berprestasi hingga Lulus Summa Cumlaude

Riwayat Pendidikan Fadli Zon, dari Mahasiswa Berprestasi hingga Lulus Summa Cumlaude

Edu
Jadwal Libur Nasional 2025, Bulan April Bisa Libur 15 Hari

Jadwal Libur Nasional 2025, Bulan April Bisa Libur 15 Hari

Edu
Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional, Sudah Dibuka Hari Ini

Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional, Sudah Dibuka Hari Ini

Edu
Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenag 2024, Digelar Mulai 18 Oktober

Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenag 2024, Digelar Mulai 18 Oktober

Edu
Hasil Asesmen Madrasah atau AKMI 2024 Diumumkan, Klik portal-akmi.kemenag.go.id

Hasil Asesmen Madrasah atau AKMI 2024 Diumumkan, Klik portal-akmi.kemenag.go.id

Edu
Beasiswa S2 Oxford University Tanpa Batas Usia, Ada Biaya Hidup Rp 398 Juta

Beasiswa S2 Oxford University Tanpa Batas Usia, Ada Biaya Hidup Rp 398 Juta

Edu
Dua Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Tidak Hanya Berdasarkan Passing Grade

Dua Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Tidak Hanya Berdasarkan Passing Grade

Edu
Profil Abdul Mu'ti Calon Menteri Dikdasmen 2024-2029, Lulusan IAIN Walisongo

Profil Abdul Mu'ti Calon Menteri Dikdasmen 2024-2029, Lulusan IAIN Walisongo

Edu
Isu Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3, Siapa Saja Calon Menterinya?

Isu Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3, Siapa Saja Calon Menterinya?

Edu
Fadli Zon Diminta Prabowo Jadi Menteri, Akan Urusi Bidang Kebudayaan

Fadli Zon Diminta Prabowo Jadi Menteri, Akan Urusi Bidang Kebudayaan

Edu
Sosok Prof. Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Calon Menteri di Kabinet Prabowo

Sosok Prof. Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Calon Menteri di Kabinet Prabowo

Edu
Sumpah Dokter Perdana, FK Uhamka Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas Praktik Medis

Sumpah Dokter Perdana, FK Uhamka Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas Praktik Medis

Edu
Kemenkominfo Buka Beasiswa S2, Kuliah Gratis di ITB dan Tel-U

Kemenkominfo Buka Beasiswa S2, Kuliah Gratis di ITB dan Tel-U

Edu
Latar Belakang Pendidikan Abdul Mu'ti, Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

Latar Belakang Pendidikan Abdul Mu'ti, Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau