Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Merusak Rumah Tangga, Siswi Dilarang Ikut UN

Kompas.com - 19/04/2012, 16:39 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Dituduh telah merusak rumah tangga kepala sekolahnya, seorang siswi warga Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jabar, dilarang ikut Ujian Nasional dan langsung dikeluarkan oleh pihak sekolah.

Informasi dari Wina Nidaul Gina (17), pelajar SMA Darul Abrol Bekasi yang dilarang ikut UN, dirinya sempat ikut UN pada hari pertama pada pelajaran Bahasa Indonesia. Selesai mengerjakan soal UN, Wina kemudian dipanggil Kepala Sekolah SMA Darul Abrol dan langsung di drop out dengan tiga alasan.

"Dalam surat DO tersebut saya dituduh telah merusak rumah tangga kepala sekolah, menghina dengan perkataan kasar dan kurang wajar dan mencemarkan nama baik kepala sekolah di jejaring sosial Facebook, padahal saya tidak pernah melakukan hal tersebut," kata Wina di rumah orang tuanya di Sukabumi, Kamis (19/4/2012).

Menurut dia, apa yang dituduhkan oleh pihak sekolah sama sekali tidak benar. Dirinya menulis status di Facebook pun tidak memuat kata-kata dan tidak ditujukan kepada siapa pun dan tidak merusak hubungan rumah tangga kepala sekolahnya.

Lebih lanjut, yang ada Kepala SMA Darul Abrol, Mujahid Solaudin yang kerap mengirim pesan pendek atau SMS pada dirinya yang isinya mengatakan kata-kata sayang dan ingin berpacaran dengan siswi ini.

"Saya selalu tidak menanggapi SMS dari pak kepala sekolah, karena saya kenal dekat dengan istrinya yang telah membantu saya sekolah," katanya.

Karena dilarang ikut UN, dirinya dan kakaknya sempat ke Dinas Pendidikan Kota Sukabumi mengadukan nasib dan haknya, dan dari pihak dinas berjanji akan menengahi kasus ini dan alasan sekolah mengeluarkan Wina sangat tidak tepat.

"Saya sebenarnya dari kelas X sampai kelas XII selalu mendapat peringkat tiga besar, dan saya sangat kecewa karena setelah lulus SMA saya mau melanjutkan ke Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN)," kata Wina.

Sementara, ibu dari Wina, Yati menambahkan, bahwa semua yang dilakukan pihak sekolah tidak adil dan ia hanya menuntut keadilan dan meminta Wali Kota Sukabumi bisa membantu anaknya agar bisa mengikuti UN susulan.

"Saya berharap anak saya ikut UN dan lulus SMA, karena Wina cukup berprestasi di sekolah bahkan selalu masuk tiga besar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com