JAKARTA, KOMPAS.com — Jurnal ilmiah nasional diupayakan masuk Web of Science sehingga bisa dibaca oleh akademisi dan ilmuwan dari seluruh dunia.
"Saat ini Indonesia belum punya jurnal yang masuk Web of Science. Kalau Malaysia sudah punya 10 jurnal," kata Deputi Bidang Data dan Informasi Iptek, Kementerian Riset dan Teknologi, Agung Sediadi, di Jakarta, Kamis (26/4/2012) lalu.
Web of Science adalah produk layanan Thomson Reuters yang memberikan akses bagi akademisi dan ilmuwan untuk mengakses dan mengutip hasil penelitian lebih mudah. Kini, ada 12.000 jurnal yang masuk Web of Science.
Wong Woei Fuh, Managing Director Rest of Asia Pacific Intellectual Property and Science di Thomson Reuters, mengatakan bahwa masuknya jurnal ilmiah Indonesia penting dalam upaya memberikan dampak hasil riset.
"Berdasarkan analisis kami, peneliti itu maksimum membaca 200 paper dalam setahun. Mereka tidak mungkin membaca semua jurnal yang ada," ungkap Fuh.
Jika jurnal ilmiah Indonesia terdaftar di Web of Science, maka hasil riset Indonesia punya kemungkinan lebih besar untuk dibaca. Dengan demikian, riset Indonesia punya dampak lebih besar pada perkembangan iptek dunia.
Fuh mengungkapkan bahwa publikasi riset Indonesia saat ini memang rendah, tetapi berkualitas. Jika jurnal ilmiah nasional bisa go international, dampak riset Indonesia bisa lebih besar lagi.
Diketahui, salah satu hasil riset peneliti Indonesia yang banyak dikutip oleh peneliti asing adalah riset nuklir Dr Rer Nat Evvy Kartini dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
Agung mengatakan, "Kami sedang bekerja sama dengan Thomson Reuters. Salah satu jurnal yang bisa masuk Web of Science mungkin adalah 'Atom Indonesia'. Kami masih lihat lagi lainnya."
Fuh menuturkan bahwa Indonesia masih harus mempersiapkan sehingga jurnal memiliki kualitas unggul. Tidak dibutuhkan biaya untuk masuk Web of Science, tetapi jurnal dituntut berkualitas.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah abstrak berbahasa Inggris, konsistensi penerbitan, penulis, dan peer reviewers yang berkualitas dan beragam serta bagaimana jurnal memperkaya bidang riset di Web of Science.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.