Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Antikorupsi Tak Cukup Hanya Teori

Kompas.com - 02/05/2012, 10:23 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Agar bisa lebih efektif, materi kurikulum antikorupsi tak bisa hanya dikemas dalam bentuk teori saja. Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Apung Widadi mengusulkan, materi permainan (game) atau praktik lapangan bisa dimasukkan untuk meningkatkan efektivitas kurikulum tersebut.

Apung mencontohkan, praktik transparansi di sekolah bisa menjadi ajang pembelajaran para siswa dalam memahami pendidikan dan budaya antikorupsi. Tentu, hal itu membutuhkan kesiapan sekolah.

"Sebelum kurikulum ini berjalan, lebih baik sekolah atau kampus mengoreksi diri dulu terkait transparansi dan akuntabilitas," sebut Apung, Rabu (2/5/2012).

Seperti diberitakan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, Selasa (1/5/2012), menyatakan, pendidikan dan budaya antikorupsi akan masuk dalam kurikulum pendidikan dalam waktu dekat. Kurikulum antikorupsi akan menjadi salah satu program baru dalam Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com