Kompas.com - Pemerintah akan terus mendorong peneliti Indonesia untuk mempublikasikan hasil risetnya ke jurnal internasional. Selain penggunaan skema berstandar internasional, hasil riset para peneliti juga akan diikutsertakan dalam konferensi keilmuan.
Demikian disampaikan Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Subekti.
"Kami juga akan biayai keperluan peneliti untuk mempresentasikan hasil risetnya di konferensi. Ini juga sebagai fasilitas dan penghargaan finansial untuk para peneliti," ujarnya.
Menurut Agus, selain mahasiswa S2 dan S3, mahasiswa S1 Indonesia juga sudah bisa membuat penelitian yang berkualitas dan layak dimuat di jurnal internasional, karena peran dosen yang sinergis dengan mahasiswa dalam tim-tim penelitian.
Dosen Universitas Gadjah Mada I Made Andi Arsana mengatakan publikasi jurnal ilmiah sudah menjadi tugas dan kewajiban para peneliti. "Sebelum berbicara penghargaan, hal ini harus menjadi ’passion’ para peneliti," ujarnya.
Mengenai kesejahteraan peneliti, I Made menekankan perlunya peningkatan anggaran untuk para peneliti baik yang sedang berada di Indonesia maupun di luar negeri.
"Penghargaan yang paling tepat adalah jaminan bahwa mereka bisa bekerja dengan tenang tanpa khawatir soal dapurnya esok hari," ujarnya.
Kandidat filosofi doktor di University of Wallongong Australia itu mengatakan untuk meningkatkan publikasi jurnal ilmiah, kebiasaan menulis harus ditingkatkan sejak awal menjadi mahasiswa Indonesia.
I Made mengatakan kebiasaan menulis bisa ditingkatkan dengan penerapan sistem pengarsipan karya tulis ilmiah mahasiswa. Pihak kampus bisa memberikan penghargaan dalam level berbeda sesuai dengan jumlah dan kualitas karya tulis mahasiswa.
"Jadi seorang mahasiswa, saat lulus tidak saja mengandalkan Indeks Prestasi saat cari kerja tapi juga seberapa banyak penghargaan atas karya ilmiah yang dibuatnya," ujar I Made.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.