Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebanggaan Nasional

Kompas.com - 02/06/2012, 02:02 WIB

Karena kurangnya semangat kebanggaan nasional itu pula, sementara negara tetangga sudah punya mobil nasional, Indonesia sudah cukup bangga jadi negara perakit dan penjual mobil produk asing belaka. Bahkan, gaya rambut pun asyik dipromosikan para pemangkas rambut Indonesia dengan predikat gaya asing, akhir-akhir ini gaya Korea.

Kebudayaan

Perancis memiliki menteri kebudayaan yang mandiri karena tak dicampur dengan kementerian lain. Mereka juga benar-benar konsekuen mengurusi kebudayaan Perancis, termasuk bahasa Perancis. Maka, ketika Celine Dion yang warga negara Kanada mengunjungi Paris untuk menggelar konser dengan lagu-lagu berbahasa Perancis, ia sempat diundang oleh Presiden Perancis (waktu itu) Sarkozy ke istana kepresidenan untuk menerima penghargaan atas jasa-jasa menggunakan bahasa Perancis.

Tampaknya, Sekretariat Negara dan protokol kepresidenan RI juga tidak kalah dalam semangat kebanggaan nasional. Sebab, mereka selalu berusaha memaksakan Kepala Negara RI menggunakan bahasa Indonesia dalam pidato-pidato kenegaraan dalam upacara kenegaraan skala internasional yang diselenggarakan di bumi Indonesia.

Sungguh sayang jika generasi muda Indonesia secara sistematis dididik dan dipersiapkan untuk menjadi antek imperialisme bangsa asing demi menjunjung karsa dan karya kebudayaan asing setinggi langit sambil tidak menghiraukan, bahkan melecehkan, karsa dan karya kebudayaan bangsa sendiri. Maka, Lady Gaga lebih dipuja ketimbang Waljinah. Justin Bieber lebih dikagumi ketimbang Melly Goeslaw. Hiphop dianggap jauh lebih keren ketimbang dangdut yang dianggap kampungan.

Saya yang bangga pakai sarung yang begitu dikagumi di mancanegara malah dianggap aneh, bahkan janggal di negeri sendiri. Ketika berhasrat menggelar wayang orang di panggung Sydney Opera House (SOH) bersama kelompok seniman wayang Bharata, banyak pihak sebangsa dan senegara sendiri justru menganggap hasrat saya akan mempermalukan Indonesia. Sebab, kata mereka, wayang orang adalah kesenian kampungan. Mujur, yang memuji pergelaran wayang orang di SOH sebagai salah satu pergelaran terbaik sepanjang sejarah SOH malah manajer produksi SOH, warga negara Australia.

Kebanggaan nasional

20 Mei resmi dinobatkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional karena secara politis dan militer bangsa Indonesia sudah bangkit menjunjung tinggi kedaulatan negara dan bangsanya. Semangat kebangkitan nasional tidak perlu diragukan. Yang masih perlu dikobarkan adalah semangat kebanggaan nasional bangsa Indonesia untuk mulai benar-benar bangga atas kebudayaan bangsa dan negara sendiri.

Sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit sebenarnya sudah terbukti bangsa ini benar-benar layak dibanggakan sebagai salah satu karsa dan karya kebudayaan unggul. Semua itu tersirat dan tersurat di syair awal lagu ”Indonesia Pusaka”, mahakarya pujangga musik Indonesia, Ismail Marzuki: Indonesia Tanah Air beta/pusaka abadi nan jaya/Indonesia sejak dahulu kala, s’lalu dipuja-puja bangsa... Merdeka!

Jaya suprana Budayawan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com