Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur-sumur Kering di Sekitar Aliran Ciliwung

Kompas.com - 04/07/2012, 04:42 WIB

Dadi (52) berdiri tak jauh dari sumur di belakang rumahnya yang ditutupi seng, Selasa (3/7) pagi. Sudah lebih dari sepekan terakhir sumur itu tak lagi mengeluarkan air.

Ia kini hanya bisa bergantung pada aliran irigasi dari Sungai Ciliwung untuk mencuci dan mandi, serta air isi ulang untuk minum dan memasak.

Dua hari sekali ia harus membeli air isi ulang Rp 4.000 per galon untuk minum tujuh orang. Biasanya, air sumur yang cukup bersih juga digunakan untuk memasak dan minum.

Bagi Dadi, mengeluarkan uang Rp 4.000 per dua hari cukup membebani. Anak-anaknya masih belum bekerja, istrinya juga tak bekerja. Dia hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan upah sekitar Rp 250.000 per minggu. Itu pun jika sedang ada panggilan kerja tiap hari untuknya.

Kadang-kadang jika uang di dompetnya menipis, ia bergerilya mendatangi rumah-rumah tetangganya di RT 5 RW 9 Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor.

”Hanya satu dua orang saja yang sumurnya masih ada airnya. Sisanya sama seperti sumur saya. Kering,” tutur Dadi.

Di kampung itu, kata Dadi, ada sekitar 100 keluarga yang bermukim. Mereka kini mengandalkan air Sungai Ciliwung untuk mandi. Jarak kampung itu hanya sepelemparan batu dari aliran irigasi Sungai Ciliwung.

Alhasil, pagi dan sore hari, puluhan bahkan ratusan warga di kampungnya memadati tepian jalur air irigasi Sungai Ciliwung.

Menurut dia, tahun ini kekeringan terasa lebih berat karena baru tiga pekan tidak turun hujan, sumur-sumur di kampungnya sudah mengering. Sementara musim kemarau masih jauh dari usai.

”Biasanya, saat kemarau, sumur memang kering, tapi sepertinya semakin lama semakin parah. Sumur-sumur akhirnya harus kami perdalam. Awalnya, sumur saya 15 meter, sekarang sudah 18 meter,” tutur Asih (50), tetangga Dadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau