JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama Koalisi Pendidikan dan organisasi guru mengecam tindak kekerasan yang dialami oleh Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia yang juga Kepala Dinas Pendidikan Waykanan Gino Vanoli pada 18 Juli 2012. Tindak kekerasan itu diduga dilakukan oleh oknum "preman pendidikan" yang berebut dan berharap mendapatkan proyek yang ada di Dinas Pendidikan.
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (Sekjen FSGI) Retno Listiyarti mengatakan, oknum yang melakukan aksi kekerasan itu harus diusut dan diproses secara hukum.
"Sebagai rasa solidaritas kami sebagai sesama profesi, FSGI menyatakan dukungan untuk mengungkap dan memproses oknum yang melakukan tindak kekerasan kepada Gino Vanoli, Ketua FGII," kata Retno di Jakarta, Rabu (24/7/2012).
Heri Hermawan, Sekjen Federasi Guru Independen Indonesia (Sekjen FGII) menambahkan, baik pemerintah pusat maupun daerah diharapkan membantu proses penyidikan untuk mengungkap oknum yang memperebutkan dana proyek yang dikelola oleh Disdik Waykanan, Lampung.
"Perlindungan hukum, profesi, dan kegiatan kerja pendidik kan dilindungi undang-undang. Tapi yang terjadi, sulit sekali untuk mengusut oknum yang melakukan hal itu (tindak kekerasan)," kata Heri.
Dukungan terhadap Gino Vanoli diberikan oleh ICW, FSGI, FGII, Koalisi Pendidikan, dan Sekolah Tanpa Batas (STB). Dukungan tersebut akan diberikan dengan cara mengumpulkan tanda tangan guru sebagai solidaritas dan mendesak kepolisian pusat dan daerah untuk segera menyelesaikan tindak kekerasan ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Disdik Waykanan Gino Vanoli mengalami tindak kekerasan dari oknum yang diduga sebagai kontraktor di daerah tersebut. Tindak kekerasan tersebut dilakukan terkait permintaan proyek yang ditawarkan Dinas Pendidikan Waykanan dengan anggaran Rp 596 juta.
Gino mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan, kecaman, intimidasi, provokasi, serta pukulan dan penyekapan. Tindak kekerasan ini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian dan tengah dalam penyelidikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.