JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa menit sebelum jarum jam tepat menunjukkan pukul 16.00 WIB, Selasa (31/7/2012), sejumlah guru keluar dari laboratorium komputer SMPN 19 Jakarta Selatan. Ekspresi yang terekam dari wajah mereka cukup beragam. Jika biasanya mengawasi ujian, kali ini para guru ini yang diawasi. Ya, guru-guru itu baru selesai mengikuti uji kompetensi guru (UKG) yang diadakan secara online di sekolah tersebut.
Sebelumnya, dari celah pintu laboratorium yang tidak tertutup rapat, nampak belasan guru tengah fokus menatap layar komputer. Di hadapan mereka ada 100 soal pilihan ganda sesuai dengan bidangnya, dan harus diselesaikan dalam waktu sekitar 120 menit.
Di depan kelas, ada dua pengawas yang mengawasi jalannya UKG online sejak pagi hari. Sesekali para pengawas bergantian keluar ruangan untuk melepas penat dan kantuk.
Dari beberapa guru yang dijumpai, semuanya menolak saat Kompas.com meminta waktu untuk berbincang. Terkecuali Purwaningsih, guru Bimbingan Konseling SMPN 11 Jakarta. Sepanjang jalan menuju pintu gerbang keluar, Bu Pur, demikian ia akrab disapa, mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti UKG.
"Kemarin-kemarin saya khawatir dengan UKG. Tapi khawatir wajar, seperti siswa yang mau menghadapi ujian," kata Pur, Selasa sore.
Namun, selepas meninggalkan ruang ujian, ia mengaku lebih lega karena selesai mengikuti UKG untuk mata pelajaran Bimbingan Konseling. Semua soal "dilahap" habis sebelum jam ujian berakhir.
Hasilnya, Bu Pur memperoleh nilai 69 dari 100 soal yang dikerjakan. Nilai itu berasal dari soal pedagogik sebanyak 22 poin (dari 30 soal), dan sisanya dari soal yang menguji kompetensi wawasan.
Secara hasil, nilai 69 tentu masih di bawah nilai kelulusan UKG, karena batas minimalnya adalah 70. Akan tetapi, hasil tersebut tetap menjadi istimewa karena merupakan nilai tertinggi di kelasnya.
"Bu Pur ini pintar mas, nilainya apik (bagus), tertinggi di kelas kami," kata seorang guru lain sambil mengucapkan selamat kepada Bu Pur atas capaian nilainya.
Bu Pur tentu tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Di sisi lain, ia juga menyayangkan hasil ujiannya karena hanya kurang 1 angka untuk mencapai batas nilai kelulusan.
"Senang tapi ada nyesek-nya juga. Nilai saya kurang setitik untuk tembus batas minimal. Walau jika diulang saya enggak yakin hasilnya akan lebih baik. Soal ujiannya cukup sulit," ujar Bu Pur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.